Monday, 21 October 2013

Dimulainya Hari Ini

Jika telepon genggam ku bisa bertindak sendiri mungkin ia sudah lancang mengirimkan semua pesan yang tersimpan di draft. Tapi disini manusia masih mempunyai peran untuk mengendalikan apa yang ingin ia kirimkan walaupun berbeda dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Sudah hampir habis hari ini namun tak juga namanya tertera di kotak masuk ponselku. Biarlah mungkin memang ini yang menjadi pilihannya hanya saja aku tak habis pikir kenapa sikapnya bisa seperti itu.

Mataku mulai meminta untuk dipejamkan dan ingin menikmati keheningan malam sampai tiba esok matahari masuk dari jendela kamarku yang terbuka. Aku tinggalkan semua yang nampaknya berjalan tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan. Entahlah apa yang akan terjadi esok biarkan semuanya menjadi rahasia yang tak pernah ku ketahui. Abin menjadi suatu rahasia yang sampai saat ini tak ku ketahui mengapa ia menjadi seperti itu.
***

Almost, almost is never enough
So close to being in love
If i would have known that you wanted me
The way i wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other arms

"Haloo kenapa ga?"
"Ven gue di depan"
"Hah?" aku yang sedang memakai dasi segera berlari menuju jendela kamar yang langsung tertuju ke arah pintu gerbang rumah.
"Gue tunggu di bawah" kemudian panggilan teleponnya terputus.
Aku keluar dari kamar untuk menemui Angga. 
"Raveeeeen hati-hati kalau turun dari tangga jangan buru-buru" ucap ayah yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Bentar yah ada temen aku di bawah" jawabku sambil menuruni tangga.

Sesampainya di pintu depan tenyata pintu masih terkunci "Buuuu kuncinya manaaa?".
"Apa siih raven dari tadi grasak-grusuk terus teriak-teriak.." ibu menghampiri dan memberikan kunci.

Aku menuju pagar dan membukakan gembok yang masih terkunci untuk Angga "Kok lo gak bilang gue dulu sih kalau mau jemput ke rumah".
"Emang kenapa? kan kalau gue mau sekolah pasti ngelewatin komplek rumah lo dulu jadi sekalian".
"Iya tapi kepagian mas, yaudah motor lo masukin terus sarapan dulu deh yuk di dalem".
"Ehh gak apa-apa nih ikut sarapan?".
"Iya udah buruan masukin.. gue ke dalem dulu yah mau siap-siap lo langsung masuk aja pokoknya" ku tinggalkan Angga yang masih harus memasukkan motornya ke dalam rumah".

"Assalammualaikum".
"Walaikumsalam... ehh Angga sini masuk".
"Iya tante".

"Ven udah siap belum?" teriak ibu dari bawah.
"Iya buuu bentar lagi" saut Raven.

Suara langkah kaki menuruni anak tangga terdengar dan mulai menunjukkan siapa yang turun dari atas. Seorang perempuan berpakaian seragam dengan rambut sebelah kiri disematkan ke telinga dan rambut sebelah kananya dibiarkan terurai. Indahnya pagi mungkin kalah indah dari cantiknya Raven pagi ini.

"Ga siniii kita sarapan" Raven memanggil Angga yang ada di ruang tengah untuk pindah ke ruang makan.
"Ehh ternyata masih pagi udah ada tamu, ayam juga kalah cepet nih kayaknya" ujar ayah.
"Apaan si yah emangnya ayam pagi-pagi bertamu? Oh iya kenalin ini Angga temen sekelas Raven".
"Ohh Angga.. Nak Angga ini tau betul ya caranya biar rezeki gak di patok sama orang jadi datengnya pagi-pagi".
Ibu memotong pembicaraan sambil menaruh piring di meja makan "Sudah..sudaah ayah jangan di dengerin dia suka gitu.. jayus orangnya"
"Bu jayus itu bukannya nama pejabat yang tersandung kasus korupsi itu?".
"Itu Gayus om" saut Angga.
"Loh.. kamu bisa ngomong juga ternyata. saya kira gak bisa abis dari tadi cuma senyum-senyum aja" kami semua tertawa.
"Angga malu-malu yah biasa baru ketemu pertama kali sama ayah".

Sarapan pagi kali ini cukup menyenangkan. Ayah seperti bertemu dengan anak laki-lakinya. Sudah hampir satu tahun kami sarapan hanya bertiga karena kakak tertua ku mendapatkan tugas bekerja di daerah. Ayah sangat suka bercanda dengan Angga yang sesekali mengajaknya bermain plesetan nama-nama tertentu.

"Hati-hati ya nak Angga bawa motornya jangan ngebut. Inget kamu bawa putri kesayangan om".
"Iya om beres".

Kami bersalaman dengan Ayah dan ibu "Bu..yah kita pergi dulu yah".
"Iya hati-hati" ucap ibu.

"Ga makasih ya udah bikin bokap kayaknya kangennya terobati sama anak cowonya gara-gara ada lo di meja makan kita pagi ini".
"Iya sama-sama besok-besok gue numpang sarapannya di rumah lo aja ya berarti".
"Yee numpang idup sama gue dong lo..".
Angga tertawa terbahak "Udaaah buru pegangan ntar kita malah kesiangan lagi".

***

Beberapa siswa terlihat mulai terus melirik jam dinding ataupun jam tangan yang sedang dipakainya ketika bel pertanda istirahat akan segera berbunyi. Konsentrasi untuk belajar seakan sudah terbagi dua dengan segarnya es jeruk dan semangkok bakso di kantin. Aku masih terus tersenyum melihat Raven hari ini, alangkah semesta menciptakan pagi yang begitu indah. Secangkir hangatnya kebersamaan dengan keluarga Raven dan gurihnya ucapan terima kasih dari Raven pagi tadi. 

"Ga traktir gue bakso dong di kantin" tiba-tiba saja celetukan Rina mengalihkan pikiranku tentang Raven untuk sesaat.
"Yee lo pikir gue bapak lo".
"Ihh jahat banget giliran Raven di traktir..".
"Yailaaah Rina bandingin sama Raven ya jelaslah.. Raven minta Angga beliin bakso sama gerobak-gerobaknya juga di beliin" saut Odi.
"Yaudah ven lo minta Angga dong beliin bakso sama gerobaknya kan nanti gue bisa nebeng makan tuh".
"Rin..rin lo mah emang tetep aja maunya yang gratisan sama kaya gue" jawab Odi sambil mengambil sepatu diatas pintu yang disangkut oleh Irfan.

"Apaan si kalian ini.. yang adil tuh beli pake uang sendiri-sendiri buat jajan sendiri juga".
"Nah setuju deh sama Meylin.. yuk aahh kita ke kantin" Raven menggandeng Meylin menuju kantin.
"Ehh tungguin gue" Rina menyusul Raven dan Meylin.

"Sob lo gak ke kantin?".
"Enggak ahh kenyang nanti aja isirahat kedua".
"Yaudah gue ke kantin dulu lah sob.. laper".
"Eh di bentar deh, menurut lo Raven tau gak si kalau gue punya sesuatu yang khusus buat dia?".
"Khusus? tempat bimbel?".
"Yeee gerobak ketoprak itu kursus".
"Kursus banget si badannya si Meylin".
"Itu kurus broooh.. ettt.. wah lo ngeledekin Mey, gue aduin lo ntar".
"Yaelah sob serius amat pantes ga di pekain".
"Maksud lo?".
"Tau ahh.. kebanyakan nanya lo. Pelan-pelan mangkanya santai liat kanan-kiri jangan lupa".
"Sok tauuuu looo".
Odi kemudian berlalu meninggalkan ku dalam kelas dengan jempol terbalik dibelakang badannya "Buseet bener-bener tuh anak".

***

"Lo nungguin siapa ven?" tanya Angga.
"Gue nunggu di jemput ayah" jawabku terbata-bata.
"Gak bareng sama gue aja nih?".
"Enggak gak usah udah janji soalnya sekalian mau makan siang bareng gitu deh katanya ayah".
"Oh yaudah gue duluan ya ven".
Sementara itu tiba-tiba Odi menghadang motor Angga "Ga nebeng dong..".
"Ogaah balik sendiri lo..".
Tanpa banyak kata Odi langsung saja menaiki motor Angga "Yuk jalan".
Aku hanya tersenyum melihat tingkah kedua anak itu dan akhirnya Angga pulang bersama Odi.

Sebenarnya ayah tak menjemputku dan juga tak ada janji makan siang hari ini. Bukan aku tidak jujur kepada Angga hanya saja tiba-tiba ketika ia bertanya tadi jawaban itu yang terlontar dari mulutku. Aku masih menunggu Abin hanya ingin meingatkan kalau saja ia lupa tentang ajakan ku kemarin. Namun nampaknya anak-anak kelasnya sudah hampir semua keluar dari gerbang sekolah namun aku masih juga tak melihat tanda kemunculan Abin. Selagi istirahat pun aku memang tak melihatnya tapi pikirku ia pasti sedang asik membaca komik di samping ruang perpustakaan atau hanya mengobrol di kelas.

Ku lihat Arumi ia teman sekelas Abin, aku akan coba bertanya padanya "Arumi mau tanya dong, Abin udah keluar kelas belum?".
"Abin? Dia kan gak masuk hari ini".
"Gak masuk? kenapa?".
"Gak ada keterangan ven, Indra juga gak dikabarin".
"Oh gitu.. yaudah makasih ya rum".

Bahkan untuk menghadapi hari ini saja ia tak ingin apalagi mengingat ajakan ku kemarin........

Tuesday, 8 October 2013

Permulaan

Bel istirahat jam kedua pun berbunyi semua siswa bersiap-siap menuju masjid untuk menjalankan shalat dzuhur berjamaah. Aku, Rina dan Meylin selalu bersamaan menuju masjid namun karena hari ini Meylin sedang datang bulan akhirnya aku hanya berdua saja dengan Rina. Sepanjang perjalanan menuju masjid kami membahas mengenai pelajaran fisika yang baru saja dibahas kelas tadi "Sumpah gue males banget ven masuk kelas lagi rasanya otak gue udah penuh asep nih". Pelajaran fisika memang masih akan berlanjut sehabis istirahat kedua ini selesai. Tiba-tiba saja "Rin lo duluan dong ke masjidnya gue mau ngomong sama Raven sebentar". Tanpa berkata banyak seperti sudah mengerti Rina langsung berjalan lebih cepat dan meninggalkanku bersama Angga.

"Ven pulang sekolah makan gulali yuk?".
"Traktir yaah?".
"Mau banget apa mau aja?" Angga mendekatkan matanya ke arah mataku. Kami pun tertawa sambil berjalan beriringan menuju masjid.

Seusai shalat dzuhur berjamaah aku dan Rina membeli jajanan dikantin sekolah. "Cari ini?" seorang laki-laki menghampiri dan memberikan sebuah permen lolipop dengan rasa anggur. "Abin? ya ampun lo kemana aja?" ku ambil lolipop itu dari tangannya. "Gue masih sekolah disini kok. Duluan ya ven" Abin pun pergi meninggalkan ku yang masih terkaget melihat dirinya yang lama tak ku jumpai di sekolah. "Rin Abin kenapa si? kok dia cuek banget sama gue? tanyaku pada Rina yang masih asik memilih jajanan apa yang akan dibeli untuk menemaninya ketika pelajaran fisika nanti. "Gak tauuuuuu tanya aja sama orangnya yuk ah ke kelas, lo udah bayar belum?". "Bentar-bentar" ku ambil uang dari dalam saku seragam sekolahku.

Sepanjang pelajaran fisika aku masih terus memikirkan sikap Abin yang tak seperti biasanya. Abin memang lelaki yang sangat terlihat cuek namun raut mukanya tadi menunjukkan kalau ada sesuatu yang mengusiknya. "Husssh ven jangan ngelamun lebih lama lagi atau lo bakal di suruh maju buat ngerjain soal di depan" Meylin menyenggol tangan kiri ku.

Setelah melewati waktu yang cukup panjang untuk sebuah pelajaran fisika tadi akhirnya waktu pulang pun tiba.
"Yuk jadi kan?" Angga menghampiri ku yang masih memasukkan buku-buku ke dalam tas.
"Iyaa jadi.. tunggu diparkiran ya ngga".
"Okee gue tunggu dibawah yaa" Angga pun pergi meninggalkan kelas.
"Lo mau kemana ven sama Angga?" tanya Meylin.
"Makan gulali".
"Terus Abin?" sahut Rina cepat.
"Abin? Apa hubungannya Abin sama gulali?" jawabku terheran.
"Ohh gak apa-apa si yaudah gihh yuk ke bawah cuma tinggal kita doang loh di kelas" ucap Rina sambil berjalan duluan ke luar kelas.

***
Hai

Ku dapati sebuah pesan singkat yang ternyata dari Abin. Entahlah aku sangat senang ketika membacanya sudah lama ia tak menghubungiku dan walaupun kami satu sekolah akhir-akhir ini aku jarang melihatnya.

Abin :)

Dengan cepat aku membalasnya lalu ku tinggalkan ponselku diatas kasur kemudian turun ke bawah untuk segera makan malam bersama ayah dan ibu.

Seusai makan malam kembali ku lihat ponsel yang ku tinggalkan dikamar tak ada satupun pesan yang masuk. Abin selalu seperti ini hanya sekali mengirim pesan singkat setelah itu hilang entah kemana. Sebenarnya aku ingin sekali menanyakan kemana ia beberapa hari belakangan ini namun nampaknya situasinya belum memungkinkan.

Akhirnya aku terlelap dengan ponsel yang masih tergenggam ditanganku karena menunggu balasan dari Abin.

***
Cuaca pagi ini sedang tidak bersahabat mendung dan tiupan angin yang membuat badan menjadi tidak enak. Pagi ini aku lihat seorang Abin diantar oleh seorang wanita kira-kira umurnya sebaya dengan ibuku. Biasanya ia hanya diantar oleh supirnya atau berangkat bersama temannya.

"Abin" aku memanggilnya sambil berlari kecil ke arahnya. Ia menoleh namun terus berjalan melanjutkan langkahnya. Aku berjalan cepat menghampirinya "Abin tunggu". Ia menghentikan langkahnya. Nafas ku tak beraturan ketika sampai didekatnya. 
"Kenapa?"
"Lo marah sama gue?"
"Marah?" jawabnya heran.
"Yaa iya marah abis tadi gue manggil lo trus kenapa malah terus jalan aja gitu?" jawabku kesal.

Belum sempat Abin menjawab "Raveeenn" panggil seorang lelaki dari arah belakangku. 
"Gue duluan ya ven" ia berlalu dari hadapan ku.

"Hei yuk ke kelas bareng" Angga menepuk bahu ku dan kemudian menarik tanganku untuk berjalan bersama menuju kelas.

Sikap Abin aneh sekali kali ini aku sangat yakin ada sesuatu yang terjadi pada dirinya.

Aku meletakkan tas di atas meja ku kemudian duduk disamping Rina yang sedang asik duduk di lantai sambil membaca majalah.
"Rin tadi gue ketemu Abin di depan"
"Teruss?"
"Yaa itu masa cuma seperlunya doang gitu ngomongnya"
"Cemburu kali" ucap Rina sambil terus membolak-balikan majalahnya.
"Cemburu kenapa? gue punya salah apa ya sama dia? apa mungkin karena dia lagi ada masalah?"
"Ven inget gak lo kan punya janji buat nemenin dia nonton. Lo ajak aja dia nonton trus kan lo bisa tanya-tanya tuh pas kalian jalan bareng nanti. Udah ahh gue mau ke toilet nitip majalah gue bentar ya" Rina menaruh majalahnya diatas rok ku.

"Duh iya juga ya dulu Abin pernah ngajak nonton tapi karena Angga udah keduluan ngajak gue waktu itu jadinya gak jadi. Apa gue sms dia aja buat ngajak nonton? tapi kan yang semalem aja sms gue gak dibales? Apa pas istirahat aja ya gue samperin dia" tutur ku dalam hati.

"Selamat pagi semua hari ini ibu mau kalian bikin kelompok yang terdiri dari 5 orang dan harus ada cowo sama cewe didalam kelompoknya" ibu Dila telah masuk kedalam kelas.

Kemudian semua siswa sibuk membuat kelompok untuk pelajaran biologi pagi ini.
"Ven gue sama Angga bareng sama lo ya" teriak Odi dari bangku belakang.
"Yaudah pas 5 orang jadinya" sambung Rina.
Akhirnya kelompok kami telah terkumpul 5 orang yang terdiri dari aku, Rina, Meylin, Odi dan juga Angga.

"Jadi ibu mau kalian keluar kelas untuk meneliti daun yang ada dilingkungan sekolah, tuliskan bagian-bagian apa saja yang terdapat pada daun kemudian jangan lupa dicatat datanya. Apa yang kalian amati nanti harus dibuat laporan dan dikumpulkan minggu depan" cukup jelas atau masih ada pertanyaan?.
"Jelas buuuuu" semua siswa menjawab serentak.
"Oke jadi kalian sudah bisa keluar dari kelas dan mulai mengamati" ujar bu Dila.

Masing-masing kelompok mulai berpencar mencari kira-kira pohon apa yang daunnya akan di amati.
"Ehh gak usah jauh-jauh dehh kesana-sana mending ini aja kayaknya juga bisa buat di amati" Meylin menunjuk pohon yang cukup rindang dan letaknya tak jauh dari kelas kami.
"Boleh-boleh nih udah ini aja" Odi mulai duduk dibawah pohon dengan beralas rumput-rumput kecil yang tumbuh di sekitaran pohon tersebut.

"Gue ambil ya beberapa daun nya" Angga mulai memetik beberapa daun sebagai sampel untuk di amati.

***
"Bro..broo lagi pada ngapain lo?" tanya Indra salah satu teman sekelas ku melalui jendela kelas.
"Wessss brooooh ini nih lagi piknik join with us guys" jawab Odi.
"Ahahahaa..bisa aja broo lagi tugas biologi ya? kelas gue udah tuh minggu kemaren."
"Iya nih, lo ga ada guru?"
"Gak tau soalnya belum dateng nih gurunya lumayan deh bisa ngeliat Rina dari sini" goda Indra.

Mendengar percakapan Indra dengan Odi aku terbujuk untuk melihat siapa saja sebenarnya yang berada diluar kelas. Aku menoleh ku lihat ada Raven di sana. Pohon yang daun nya sedang mereka amati memang terletak persisi di depan kelas ku. Entah kenapa setelah melihat ada Angga di tengah-tengah mereka aku menjadi tak selera untuk terus mengamati keluar kelas.

"Bin ke kantor guru dong coba liat bu Deka udah dateng belum kalau gak masuk kan gue mau ke kantin" ujar Indra.
"Ahh males ndra keluar lo aja gih sana" jawabku.
"Ayook buruan lo kan ketua kelas" Indra mendorong badanku berusaha untuk membangkitkan ku dari tempat duduk.
"Iyaa bentar-bentar gue masukin komik gue dulu".

Aku keluar dari kelas dan menuju ruang guru untuk melihat apakah bu Deka ada di ruangan atau tidak. Alangkah tidak menyenangkannya harus melewati sesuatu yang sangat aku hindari.

"Abiiiin" suara perempuan yang tak asing pernah ku dengar memanggilku. Ia berlari mendahului ku kemudian tepat berdiri di depanku "Bin gue mau ngomong bentar".
"Ven gue harus ke ruang guru kalau lo mau ngomong bisa nanti aja istirahat" aku berlalu dari hadapannya.
"Abin gue mau ngajak lo nonton besok sore abis pulang sekolah, kalau lo mau bales sms gue kalau gak mau ya udah terserah".
Aku berhenti mendengar perkataan Raven barusan. Aku hanya menoleh dan untuk beberapa saat menatap wajah Raven kemudian melanjutkan perjalananku menuju ruang guru.


Bersambung....

Sunday, 15 September 2013

Indonesian Jass Festival

Hellooooo selamat sore....

Jadi gini ceritanya bulan Juli kemarin di tanggal 30 dan 31 Agustus gue baru aja nonton pertunjukan semacam event jazz gitu yang namanya Indonesian Jass Festival. Bertempat di Istora Senayan event yang baru pertama kali di selanggarakan itu sukses bikin gue penasaran buat datang.

Awal-awal seperti biasa cek line up artist yang bakal perfom di acara itu. Jengg....jengg... pas diliat ternyata banyak banget idola gue main di Indonesian Jass Festival. Lalu dilanjut dengan liat harga tiketnya, yaaa gak terlalu mahal si tapi emang susah kalau punya jiwa gratisan dan kuisan jadinya gue coba buat ikutan kuis disana-sini. Niat gue saat itu kalau gak dapet gratisan baru beli tiket..hahhahaa

Akhirnya di 2 minggu sebelum acara gue mulai sibuk cari siapa aja yang lagi ngadain kuis. Sempet hopeless gitu ternyata ketinggalan banyak kuis tapi semangat gratisan gue gak berhenti disitu. Di sela-sela ke hopeless-an gue ternyata ada angin segar salah satu majalah bernama Provoke sedang mengadakan sebuah kuis segeralah gue merapat, kuisnya simpel aja cuma disuruh jawab pertanyaan gitu di webnya. Yaa dengan niat kuat dan juga keyakinan kalau rezeki gak kemana gue jawab dengan sebisa gue. Satu hari kemudian lagi asik-asiknya main games di handphone tau-tau masuk mention dan disana tertulis gue menangis 1 tiket terusan. Yakkk... ternyata keberuntungan gue masih ada.

Selesai persoalan tiket datang lagi persoalan kedua, sama siapa gue mau datang kesana?. Karena momennya lagi pas banget gue yang lagi libur panjaaaaaang banget jadi sempet terpikir buat datang kesana sendirian. Tapi pergerakan gue gak sampe situ ternyata salah satu koran yang udah gak asing di telinga lo semua bernama Kompas sedang ngadain kuis buat menangin satu tiket yang berlaku buat dua orang. Gue gerak cepet dongg lumayan dapet dua satu lagi bisa gue lelang ke siapa gitu yang mau nemenin gue nonton. Lalu gue dapet kabar kalau ternyata gue menangin kuis itu dan jadilah gue megang tiga tiket buat hari jumat dan satu tiket buat hari sabtu.

Akhirnya hari Jumat pun tiba, hari pertama Indonesian Jass Festival. Pagi-pagi gue ngajak beberapa temen gue buat nemenin tapi dengan berbagai macam alasan gak bisa. Sampai akhirnya tiket itu jatuh ke tangan saudara gue disamping rumah yang kita udah lama banget gak nonton event musik barengan dulu sering banget tapi karena kesibukan masing-masing jadinya rada jarang gitu. Sorean kita berangkat dengan penuh gairah karena udah gak sabar buat happy-happy disana. Lo bisa bayangin gue udah lumayan juga gak begini liat musik dan foto. Kangen banget!.

Ada cerita sedikit dan cukup menyenangkan. Jadi ceritanya sehari sebelumnya gue hubungin contact person yang ditulis di email dari kompas buat nanya pengambilan tiket. Sempet sms-an dan sampai akhirnya ketemu di depan tempat jual tiket, gue ketemu orangnya terus sikut-sikutan sama saudara gue dan intinya kata dia "Lo menang banyak hari ini" hahhahaaa....

Abis nuker tiket kita berdua pun segera masuk, terdengar suara musik yang serasa kayaknya bikin gue antusias banget hari itu. Hari itu gue pengen banget liat Andien dan Monita. Sebelum liat Andien yang masih lumayan cukup lama akhirnya gue memutuskan liat penampilannya Inna Kamarie, ini juara banget menurut gue. Entah roh apa yang masuk kedalam tubuh penyanyi ini semuanya sampe banget ke penonton. Emang beda penyanyi yang nyanyi pake hati kerasa banget sampe hati.. hahahaa *apaaa sii*.

Ini dia beberapa foto yang sempet gue ambil selama di event Indonesian Jass Festival di hari pertama..




Inna Kamarie
Lebih banyak foto lihat disini




Bag Beat
Lebih banyak foto lihat disini




Andien Aisyah
Lebih banyak foto lihat disini






Monita Tahalea
Lebih banyak foto lihat disini

Hari pertama di Indonesian Jass Festival cukup berhasil memuaskan kerinduan gue buat motret dan merasakan atmosfer penonton yang selalu menyenangkan ketika nonton event musik kayak gini. Karena terbentur jam malam pulang kerumah jadinya gue cuma liat sampe Monita di hari pertama. Dari beberapa performance yang gue liat hari itu juaranya Inna Kamarie gue jatuh cinta pada pandangan pertama sama dia.

Lanjut di hari kedua. 
Sempet gundah gulana hari kedua mau dateng apa enggak. Masalahnya tiket di hari sabtu cuma ada satu cari temen barengan dari rumah juga udah gak memungkinkan. Liat tiket nganggur gitu aja rasanya gak tega banget kalau gak kepake. Akhirnya gue pun memutuskan buat dateng lagi di hari sabtu sendirian. 

Hari kedua gue berangkat agak lebih cepet soalnya mau ngejar liat penampilannya soulvibe yang menurut jadwal si jam setengah 5. Gue sampe disana jam 5an sampe sana langsung lari ke stage dimana mereka perfom yaaaa lumayan menikmati beberapa lagu dari soulvibe.

Abis itu lanjut beralih ke stage lain yaitu gue menuju indosat stage dan liat penampilan dari penyanyi cantik favorit gue banget, Radhini. Setelah dari lama banget pengen liat akhirnya hari itu kesampean juga. Suaranya enak banget kaya kalau lagi makan soto mie anget-anget pas ujan. Walaupun hari itu gue sendirian untungnya ada kamera tercinta yang nemenin gue jadinya gak keliatan gak ada kerjaan banget sih..hahahaa.

Selesai Radhini gue jalan-jalan sendiran liat-liat sambil nunggu penampilannya The Groove. Disini juga gue pertama kalinya liat The Groove secara live dan emang musik mereka disukai banyak kalangan keliatan dari yang tua sampe yang muda jadi satu bareng-bareng nyanyi saat itu. Gue juga sebenernya ngincer banget penampilannya Sketsa tapi karena bentrok jam nya sama BLP akhirnya gue gak beruntung kali ini buat liat mereka. 

Oh iya sedikit cerita jadi ceritanya gue mau masuk ke indoor stage, karena bentar lagi penampilannya BLP akhirnya gue masuk dan gak tau gimana karena gue yang lagi sibuk main hape. Tiba-tiba gue nyasar dan malah sampe di pintu keluar yang nembus ke stage didepan. Gue tersadar kalau gue ternyata kelewatan pintu masuknya males balik lagi gue akhirnya memilih untuk keluar sambil liat-liat dan muter lagi lewat pintu pertama yang gue masukin. Dari kejauhan terlihat sosok yang gak asing sedang membawa popcorn dan sebuah minuman. Gue pun berjalan dan gak lama semakin jelas keliatan sosok orang itu. Ternyata sosok itu adalah kabay a.k.a Bayu Risa. Gak nyangka dia masih ngenalin muka gue yang hari itu udah kumel banget karena kegerahan. Terjadi lumayan banyak percakapan gue sama kabay yaaaah setidaknya seneng walaupun sendiri tapi dapet cipika cipiki sama kabay.. :p

Sempet jalan berbarengan masuk ke stage yang ternyata kita sama-sama mau liat BLP tapi karena doi di panggil temennya jadi misah deh. Akhirnya gue pun sampe ke stage tanpa nyasar lagi. Rame banget penontonnya. BLP keren dan selalu keren malahan, hari sabtu semua artis yang perfom keren-keren banget jadi gak nyesel akhirnya dateng. Lagi dan lagi karena terbentrok jadwal pulang malam gue pun hanya melihat sampai penampilan dari BLP. Sebenernya pengen liat Maliq & D'essentials tapi mereka malem banget jadi next time aja.

Ini beberapa foto yang gue ambil di hari kedua Indonesian Jass Festival.





Soulvibe




Radhini Aprilya
Lebih banyak foto lihat disini




The Groove
Lebih banyak foto lihat disini




Barry Likumahuwa Project
Lebih banyak foto lihat disini


Itulah sepenggal kisah menyenangkan yang gue bawa dari dua hari gue menghadiri event Indonesian Jass Festival. Acaranya dan pengisi acaranya keren, yang paling gue suka si gak ngaret lama jadi pas waktunya gak bikin bete. Pokoknya selalu menyenangkan bisa motret dan menikmati musik kaya gini. \'0'/

Tuesday, 27 August 2013

Endah N Rhesa - Silence Island

  

Welcome to reality
You may have to see
Live in children's fantasy
Dream will set you free

Calling for imagination
Powered by the brain invention
Losing all the saturation
Flying underneath the stars

Animate the tragedy
Freedom of the land
Craving for technology
It never comes to an end

I use to play with my mind
Acting as somebody else
To switch my point of you in many things
I learn how people can survive in Silence Island
And send a message to through the knowledge
To build an empire of the world


Thursday, 22 August 2013

Gathering SMACI



Gathering SMACI 2008/2009
Tanjung Lesung
16 Agustus 2013

Tuesday, 20 August 2013

Note To Self



"Be grateful with every little thing you have, no matter how meaningless it is to you right now. One day it can be bigger than you imagine" - Barry Likumahuwa
"Stop complaining and Do something" - Danny Oei Wirianto
"Daripada berkecil hati, lebih baik memantaskan diri" - Joey 21st Night

Wednesday, 17 July 2013

Jangan Menyerah Untuk Melawan


     Setiap hal yang dilakukan pasti mempunyai maksud dan tujuannya masing-masing. Semua terjadi karena alasan. Kata orang mencintai dengan tulus adalah ketika kita tak mempunyai alasan ketika ada pertanyaaan "Mengapa kita bisa mencintainya?". Tapi bagi saya entah walaupun hanya sedikit hal tersebut awalnya pun pasti beralasan. Alasan-alasan lain yang terkadang membuat diri kita banyak dikasihani oleh diri kita sendiri. Alasan yang terkadang membuat kita hanya mau tapi tak mau bertindak apa-apa. Sedangkan mie instan yang disebut makanan instan pun harus dimulai dari proses memasak air kemudian memasak mie tersebut hingga matang. Walau memang tak selama memasak seperti sedang membuat rendang daging. Namun itu menunjukkan segala sesuatu itu harus dimulai dari proses yang walaupun hanya sedikit tetapi tidak ada yang tahu akan menjadi apa nantinya. Mie instan yang hanya dimasak kurang dari 5 menit saja bisa sama enaknya dengan memakan rendang daging ketika tanggal tua tiba. Hal itu menunjukkan bahwa apapun yang kita lakukan walaupun hanya sedikit itu akan lebih berarti daripada dengan orang yang hanya bisa diam dan terkadang berlagak sudah melakukan banyak hal.
     Dulu saya orang yang hanya mau namun tidak mau melakukan apa yang saya mau tersebut menjadi kenyataan. Hanya terus mengkasihani diri sendiri dengan terus bermanja-manja dan berkata bagaimana nanti saja. Namun kalau begitu terus kapan saya berkembang menjadi seseorang yang lebih baik?. Saya masih terus belajar untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik. Manusia yang bisa berguna untuk diri saya sendiri syukur-syukur untuk orang lain. Sekarang saya coba merealisasikan apa yang ada didepan mata saya. Rencana-rencana yang ada dikepala saya, apa-apa yang seharusnya sudah saya kerjakan itu semua satu persatu mulai saya lakukan. 
     Sedikit bercerita jadi beberapa waktu yang lalu saya ikut salah satu lomba cerpen yang diadakan salah satu penerbit indie. Salah satu teman saya memberi informasi tersebut kepada saya, awalnya saya tidak ingin mengikuti lomba tersebut. Kemudian sampai akhirnya saya melihat draft tulisan-tulisan cerpen yang saya punya di dokumen komputer. Begitu banyak hanya beberapa yang akhirnya saya selesaikan. Melihat dari situ saya coba membaca kira-kira cerita mana yang masuk dengan tema dari lomba cerpen tersebut. akhirnya satu judul cerita saya pilih untuk diselesaikan dan dikirimkan untuk perlombaan tersebut. Cerita yang sudah lama sekali saya buat namun baru sekarang terselesaikan. Singkat cerita pada hari pengumuman pemenang lomba tersebut diumumkan nama saya tak tercantum dari 200 karya terpilih yang akan dibukukan.
     Saya merasa gagal!. Harapan karya saya untuk masuk disalah satu dari cerita yang akan dibukukan tidak terwujud. Kecewa itu manusiawi siapapun pernah gagal bahkan penulis best seller sekalipun pernah merasakan naskahnya ditolak penerbit berkali-kali. Hal itu yang kemudian saya coba pahami baik-baik ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti lomba cerpen setelah kemarin saya tahu ada lomba cerpen tapi saya tidak pernah bisa menyelesaikannya. Ini lebih baik beberapa langkah dari sebelumnya, saya lihat draft tulisan saya yang belum rampung berkurang. Saya mempunyai satu cerpen yang penah dilihat dan dinilai walaupun belum sesuai keinginan. 
     Begitu banyak yang bisa dipelajari dari sebuah kegagalan. Karena gagal namun pernah mencoba itu lebih terhormat daripada gagal karena tak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya ingin terus bersemangat untuk mencapai apa yang ingin saya capai. Satu persatu, perlahan demi perlahan, proses demi proses dan itu hal yang pastinya bermanfaat untuk diri saya sendiri.

Wednesday, 26 June 2013

Jazzy Nite Citos

A free live music entertainment experience every 1st & last Friday of the month.




















 Photo by Qiqi Nur Indah Sari

Edisi Pertama 7 Juni 2013
Bubu Giri
Eva Celia
Indra Lesmana
Maliq & D'essentials

Saturday, 16 March 2013

Cinta Pertama


Alhamdulillah... ketika baca postingan di blognya Uli Karenzia yang ngadain giveaway "Cinta Pertama" rasanya gak percaya bisa terpilih jadi Tulisan Favorit. Ini pertama kalinya ikutan lomba nulis tentang cerita gitu dan bisa kepilih rasanya haru banget.. Waktu itu sempet ikutan lomba nulis gitu tapi belum menang tapi akhirnya memang benar ya rezeki gak akan pernah ketuker. Jangan dilihat dari hadiahnya tapi lebih ke bagaimana proses itu berjalan. Menghargai hal kecil yang efeknya akan menjadi besar secara bertahap itu yang selalu saya yakini. Terima kasih sudah memilih cerita saya ini dan kalian yang mau membacanya..

Silahkan yang ingin baca ceritanya dibawah sini yaa... :)



Pagi itu begitu cerah tatkala kami datang ke sekolah baru yang akan membawa kami melepas seragam putih merah ini menjadi putih biru. Semuanya terlihat berbeda sepanjang mata memandang aku menemukan orang-orang baru yang belum pernah aku temui sebelumnya. Hanya beberapa teman saja yang aku kenal karena kami sama-sama duduk disekolah dasar yang sama. 

Disekolah ini pula tempat pertama kalinya aku melihatmu tepatnya kapan aku tidak tahu. Yang aku ingat kelas kami bersebelahan ketika kelas 7 dulu. Aku sering melihatnya entah sedang berbincang dengan temannya yang lain ataupun sedang duduk didepan kelasnya. Bibirnya kecil merah aku suka kulitnya pun putih, walaupun tubuhnya tinggi kurus.. :)

Perlu aku sebutkan namanya? 
Kurasa tidak kau hanya perlu mengetahui ceritanya saja.

Layaknya anak sd yang beranjak menjadi anak smp lumrah rasanya ketika sedang menyukai seseorang. Mungkin aku pun seperti itu bisa dibilang aku sering memperhatikannya setelah pertama kali aku melihatnya. Aku sering memperhatikan ke arah kelasnya yang aku lewati sebelum memasuki kelasku untuk memastikan dia hadir hari ini. Ketika dia sedang pelajaran olah raga aku memandanginya dari dalam kelas. Ketika ia menuju kantin dan melewati kelasku pasti aku menjadi orang pertama yang melihatnya. 

Seiring berjalannya waktu beberapa temanku mengetahui akan hal itu. Pernah ketika aku membuat gantungan kunci berinisial namanya lalu teman dekatku memberitahukan kepadanya. Tapi aku yakin ia tidak memperdulikannya. Teman-teman ku yang lain sering menyampaikan salam kepadanya padahal aku tidak pernah memintanya itu adalah becandaan khas kami pada zamannya. Bahkan aku tahu ia ternyata menyukai teman sekelasnya yang juga temanku  tapi tidak tahu mengapa aku tetap selalu bisa senang hanya dengan melihat dirinya. Terlepas dari semua cerita tentang dia yang menyukai perempuan lain dan bukan aku. Aku selalu bisa membuat alasan untuk tetap menjawab aku menyukainya ketika ada temanku yang menanyakan apakah aku menyukainya?

Usahaku untuk bisa mengenal dan lebih dekat dengannya aku lakukan salah satunya dengan mengirimkan pesan singkat kepadanya. Aku selalu mengirimkan pesan dengan nomor yang berbeda-beda dan dia pasti selalu tahu kalau itu dariku. Huhh.. mungkin hanya aku satu-satunya perempuan yang suka menganggunya dengan cara norak seperti itu. Tapi tetap saja cara apapun tak bisa membuat aku menjadi lebih dekat dengan dia. Berbicara pun tak pernah saling menyapa apalagi saling bertukar senyum itu juga hanya mimpi.

Sampai akhirnya kami akan lulus kalian tahu dia selalu saja menarik dimataku. Padahal aku tidak pernah benar-benar bisa mengenalnya. Aku hanya menyukainya dari balik jendela kelasku. 

Kalian tahu istilah secret admirer? Itu mungkin aku.

Akhirnya kami lulus dibangku smp dan beranjak ke masa putih abu-abu. Aku pernah merasakan jatuh cinta yang sebegitu bisa membuat aku senang kepadanya. Aneh, hal itu tidak pernah lagi aku rasakan kepada laki-laki lain. Di bangku sma aku tidak pernah benar-benar menyukai seseorang sebegitunya seperti aku menyukainya dulu. 

Aku yang tidak mau membuka hati atau memang karena rasa penasaran ini.

Aku pikir ini cinta monyet masa smp tapi sekarang aku bisa menyimpulkan kalau ini adalah cinta pertama yang masih aku jaga dengan baik. Saking baiknya aku bahkan tidak pernah merasakan jatuh cinta lagi dan belum ada yang membuat aku berdegup seperti kepadanya. Terkadang aku bingung dia hanya diam tetapi aku bisa sebesar ini mencintainya. 

Hal indah yang pernah ia berikan adalah ketika setahun yang lalu aku memberanikan diri mengucapkan selamat ulang tahun melalui pesan singkat kepadanya. 

"makasi ya qi udah inget.." balasnya.

Singkat menurut kalian. Tapi panjang untukku karena dari situ aku bisa mengayunkan rasa senang. Setidaknya ia menyebut namaku. Ia mengingat aku, yaa sebenarnya itu biasa. Tapi jika kalian pernah diposisiku aku yakin kalian tahu bagaimana rasanya. Aku hanya menunggu dan menunggu kapan waktu yang tepat untuk menguraikan ini semua. Entah berapa lama lagi aku pun tidak tahu atau mungkin sampai ada seseorang yang bisa membuat aku jatuh cinta lagi.

Sebenarnya seperti mencari sebuah jarum ditumpukkan jerami ketika aku menulis ini. Sulit sekali aneh rasanya kenapa aku masih selalu ingat betul segala tentangnya. Untuk cinta pertamaku yang masih aku cintai sampai saat aku menulis cerita ini.

Xx
Qq


Postingan ini diikutkan dalam rangka memeriahkan GIVEAWAY CINTA PERTAMA Blog Asiknya Menulis


Friday, 1 March 2013

RECTOVERSO




Film Rectoverso sudah tayang dibioskop pada tanggal 14 February 2013. Film Rectoverso adalah film omnibus yang menghadirkan lima cerita pendek dari kumpulan cerpen Rectoverso karya Dewi Lestari (Dee).
Berikut adalah sinopsis dan juga teaser dari ke lima cerita tersebut...




Cicak di Dinding 
Director : Cathy Saron


Disuatu malam, Taja seorang pelukis muda masih lugu bertemu dengan saras seorang perempuan free spirit yang jauh lebih tahu dan lebih berpengalaman. Saras memberikan malam yang berkesan saat  itu. Tanpa direncanakan mereka bertemu lagi. Kali ini mereke berusaha membangun pertemanan, meskipun akhirnya Taja tak kuasa untuk jatuh cinta kepada Saras. Saras memutuskan untuk pergi, menghilang dari hidup Taja, dan meminta Taja untuk tidak mencarinya. Enam tahun kemudian, Taja yang sekarang telah menjadi pelukis terkenal bertemu Saras membawa kejutan yang menentukan hidup mereka berdua.




Curhat buat Sahabat 
Director : Olga Lidya
Writers : Ilya Sigma & Priesnanda Dwi Satria

Meskipun berbeda sifat, Amanda yang supel dan  ceria mampu menjalin persahabatan dengan Reggie yang sabar, kalem, dan siap mendengarkan curhat Amanda kapanpun itu. Kapanpun Amanda butuhkan, Reggie selalu hadir. Suatu saat, Amanda jatuh sakit, ia sadar bahwa tidak ada stau orangpun yang bisa ia mintai tolong bahkan pacarnya. Hanya Reggie yang bisa menolongnya. Pertolongan Reggie membuat Amanda menyadari bahwa yang ia butuhkan selama ini hanyalah orang yang menyayangi dia apa adanya dan orang tersebut adalah Reggie. Namun di lain pihak diam-diam Reggie mulai menyadari bahwa cinta ini sudah terlalu tua untuk dirinya.




Hanya Isyarat
Director : Happy Salma
Writer : Key Mangunsong

Lima orang backpackers bertemu lewat forum milis. Meskipun mereka baru beberapa hari bertemu, Tano, Dali, Bayu dan Raga. tampak sudah akrab bagaikan sahabat lama, amat kontras sengan Al yang selalu menyendiri dan menjaga jarak. Diam-diam, Al telah jatuh cinta pada Raga, sosok selama beberapa hari ini hanya mampu dikagumi dari kejauhan siluet punggungnya saja. Disuatu malam, kelima orang ini mengadakan permainan kecil, yaitu berlomba menceritakan kisah paling sedih yang mereka punya. Saat Raga menceritakan kisahnya, Al semakin terpukul. Meskipun Al keluar sebagai pemenang, namun Al semakin terseret pada daya tarik Raga, lelaki yang mungkin tak akan pernah ia miliki selamanya karena sebuah rahasia besar dalam diri Raga.




Malaikat Juga Tahu
Director : Marcella Zalianty
Writer : Ve Handojo

Abang adalah penderita autism yang tinggal dengan ibunya yang memiliki kost-kostan. Salah satu anak kost adalah Leia, satu-satunya yang mengerti Abang. Abang jatuh cinta padanya sementara Bunda (ibu Abang) sangat cemas karena tahu hubungan yang diharapkan tidak akan pernah terjadi. Kecemasan bunda bertambah ketika Han, adik Abang, datang. Hubungan Leia dan Han akan membuat Abang terluka.




Firasat
Director : Rachel Maryam
Writer : Indra Herlambang

Senja bergabung dalam klub firasat, dimana setiap minggu para anggotanya berkumpul untuk berbagi cerita dan berbagai pertanda. Senja bergabung dalam klub itu karena ia selalu mendapat firasat setiap akan ditinggal oleh orang terdekatnya. Ini terjadi sebelum bapak dan adiknya meninggal dunia dalam kecelakaan. Alasan lain yang lebih kuat adalah pemimpin Klub Firasat yang bernama Panca, seorang lelaki kharismatik yang ketajaman intuisi dan pengalamannya soal mendalami firasat begitu mengagumkan. Senja jatuh cinta pada Panca. Hingga suatu hari ia mendapat firasat buruk bahwa seseorang akan meninggal. Apakah itu firasatnya tentang Panca?



**
Film ini hampir menjatuhkan air mata *hampir loh yah tapi belum jatuh*..hahhaa karena biasanya gue gak pernah nangis atau sedih yang teramat ketika lihat film. Tapi di film Rectoverso ini perasaan gue tercampur aduk penuh haru pokoknya dan juga banyak nilai-nilai positif yang bisa diambil dari film ini. Soundtrack untuk film ini juga jadi nilai plus yang bikin cerita di film ini makin bagus dan pas banget deh, para pemainnyaa juga aktingnya super duper keren. Cerita favorit gue di film ini "Hanya Isyarat" dalem banget pokoknya... nyahhhahaha Harus liat film ini karena karya anak bangsa yang sangat membanggakan!! Keren Rectoverso..



Monday, 25 February 2013

Peluk




Suara sendok yang berputar mengiringi putaran cangkir berwarna putih ditengah silaunya matahari serta suara jam dinding yang berputar mengikuti porosnya memecah keheningan yang semakin membuat dada ini semakin sesak. Lalu lalang kaki ku berjalan sambil sesekali menengok kearah pintu gerbang berharap sebuah motor vespa berwarna merah merapat.

Akhirnya ditengah rasa ketidakkaruan ini aku memilih duduk di sofa terletak dipojok dekat jendela namun dari sini aku masih bisa memantaunya ketika ia datang. 

"Kringggg..Kringgggg" tiba-tiba suara telepon di ruang tengah membangunkanku. 

"Hallo...Assalammualaikum.." "Walaikumsalam.. Cit motor ku mogok tapi ini udah selesai sabar yaa.. bentar lagi aku sampe" "Cesa? kamu dimana?" "Aku di tukang tambal ban deket rumah kamu tenang udah selesai kok ini mau jalan kamu tunggu aja ya" "Ohh..iyaa hati-hati ya".............................

Pertemuan kami molor setengah jam Cesa mengurusi motornya yang ternyata mogok. "Syukurlah.. aku pikir dia tidak jadi datang" ucapku dalam hati.

"Teetttttttttttttttttttt" beberapa menit kemudian suara bel berbunyi. Segera aku beranjak dari sofa kemudian menghampirinya ke luar disana sudah terlihat sesosok laki-laki dengan kaos berwarna abu-abu dan memakai helm berwarna merah kesayangannya. Ia memasukan motornya kedalam garasi lalu perlahan ia membuka helmnya rambutnya pun berantakan. "Kasian keringetan capek yaa nungguin motornya" sambil ku usap rambutnya. "Aku kangen diginiin sama kamu cit" matanya menatap tepat kearah ku.

"Kita masukk yuk nanti aku masakin mie goreng kesukaan kamu" ku pegang tangan kanannya sambil membawanya masuk. Aku langsung membawanya keruang tengah kemudian memberikannya secangkir teh yang sedari tadi telah ku buat. Kemudian aku segera menuju dapur dan mulai menyalakan kompor untuk memasak mie goreng kesukaan Cesa. 

Tidak sampai 5 menit mie goreng pun sudah siap aku segera membawanya kepada Cesa. "Wuaaaah wangiiiii asik nih lagi laperr" cesa tertawa. "Maaf yaa aku cuma bikinin mie goreng, kamu kan pasti udah tau jawabannya" tambahku. "Apapun yang kamu buat aku pasti makan" Cesa mengusap rambutku dan menatapku. Tatapan mata Cesa selalu saja membuatku merasa teduh entah mengapa dalam keadaan apapun ketika semua sedang tidak bersahabat Cesa selalu bisa mendamaikan.

Cesa menyantap mie goreng buatanku dengan lahapnya sepertinya energinya terkuras akibat menunggui motornya ditengah cuaca terik. Aku akan merindukan masa-masa ini sendirian tak bisa lagi aku meminta Cesa datang kerumah dengan leluasa dan menyuruhnya untuk berdiam diri dan hanya aku yang melayaninya.

"Huuh lapernya ilang makasih ya cit" ia mencubit pipiku. "Ces kita gak bisa kaya gini lebih lama lagi emangnya?" spontan aku mengatakan itu. Kemudian Cesa menggeserkan tubuhnya lebih dekat denganku lalu ia menggenggam tangan kananku dan berkata "Cit kamu janji kan gak akan ngebahas ini lagi, kita udah sepakat dan hari ini aku datang untuk menuhin semuanya. Aku mau kita sama-sama bisa ikhlas dan pada akhirnya hubungan kita akan selalu baik walaupun statusnya berbeda".

Tanpa terasa air mataku jatuh perlahan entah apa yang membuat semua ini bisa terjadi. Hari-hari sebelumnya rasanya aku masih bersama dengan Cesa, aku masih menjadi miliknya dan dia masih menjadi milikku. Tapi kenapa hari ini harus menjadi yang terakhir kalinya aku menghabiskan semua kebahagiaan bersama Cesa. "Hei kamu kenapa nangis? kan kamu janji sama aku gak akan ada tangis-tangisan hari ini.. cit come on..".

Perpisahan ini sebenarnya tidak seharusnya terjadi semuanya masih bisa diperbaiki, aku sebenarnya akan masih terus berusaha mengerti semua kegiatan Cesa yang super sibuk. Tapi mungkin Tuhan mempunyai rencana lain untuk saat ini. Kami dipisahkan untuk dipertemukan kembali ketika semuanya semakin baik atau  sama sekali tidak akan dipertemukan sampai akhirnya yang lebih baik akan datang. Entahlah tapi jika aku diperkenankan untuk memilih kembali aku tetapi akan memilih Cesa menjadi bagian dalam hidupku.

Aku ingat bagaimana malam itu kami berdua bertengkar hebat tidak pernah aku melihat Cesa berkata setinggi itu. Cesa mahasiswa super sibuk dengan segudang kegiatannya dikampus juga dengan bisnis yang baru saja dimulainya dan aku wanita yang terkadang terlalu egois meminta lebih banyak waktu kepada Cesa. Masalah itu memang selalu menjadi hal yang tak pernah terpecahkan walaupun sebenarnya masih mungkin terselesaikan. Akan tetapi pada akhirnya kami menemukan satu keputusan untuk menghentikan sebelum semuanya semakin jauh dan tidak baik untuk hubungan kami. 

"Cit.. kamu akan selalu jadi indah untuk aku". "Ces.. aku mau kamu peluk aku sebelum akhirnya kita bukan  lagi menjadi aku dan kamu". Mata kami saling bertemu lalu dekapan hangat itu menjadi tanda perpisahan kami.

Wednesday, 13 February 2013

Nomor Punggung 8




Suara bola itu seakan sedang mengejekku berulang kali disetiap pantulannya lalu dengan cepat memoriku bereakasi menerawang jauh kedalam. Jauh sebelum air mata ini akhirnya surut tak bersisa seperti bumi yang kekeringan dan merindukan hujan.

"Raaaaa sini raaa bawa bolanya...." teriak penuh semangat lelaki didepan ku. "Cieeee adiiitttt" dibalas dengan sorakan satu tim kami. 

Setiap hari sabtu jam 4 sore kami selalu berkumpul untuk bermain basket bersama di kediaman Wardhana. Lapangan basket dirumahnya memang menjadi basecamp kami tiap kali bermain basket. Halaman rumahnya yang besar membuat kami secara leluasa bisa bermain basket kapanpun kami mau dan berapa lama kami ingin bermain. 

"Jadi udah resmi nih lo bedua?" goda Dani salah satu teman kami. Akhir-akhir ini aku dan Adit sedang menjadi bahan becandaan oleh teman-teman kami karena kedekatan kami yang memang sudah berlangsung cukup lama. 

"Kalo gue bilang iya gimana nih kira-kira?" ucap Adit sambil menggandeng tanggan kiri ku. Sebenarnya kami memang sudah meresmikan hubungan kami sekitar seminggu yang lalu namun saja kami belum memberitahukannya kepada mereka. "Waaaah beneran nihh jadi Adit si nomor punggung 8 gak jomblo lagi yaa" tepuk tangan Dini menyambut resminya hubungan kami.

Akhirnya permainan basket sore itu pun terhenti dan terpecah perhatian kepada pembicaraan hubungan kami berdua. Wardhana, Ical, Dini, Dani, dan Mey seketika menarik kami ketengah lapangan "Sekarang kita mau lo kasih bola ini ke Rara sebagai tanda resminya hubungan kalian". Dengan cepat Adit memegang bola basket itu dan memberikannya kepadaku "Ra.. bola ini gue kasih ke lo sebagai tanda kalau lo orang yang paling gue sayang saat ini". 

Aku hanya bisa tersenyum malu melihat tingkah Adit yang seperti itu tapi sejujurnya aku sangat bahagia. "Okee gue terima bola basket ini dari pemain bernomor punggung 8" sambil ku pegang bola itu. "Ehh.. masa udah jadian manggilnya masih gue elo sihh... romantis dong aahhhh" saut Ichal. Ada-ada saja memang kelakuan mereka yang selalu menghasilakan gelak tawa ditengah-tengan kami. 

"Iyaa. Rara aku sayang kamu pokoknya sesayang aku sama mimpi aku buat jadi pemain basket handal nantinya" Adit mengambil kedua tanganku. "Nahh.. gitu dooonggg.. cieeeeeeeee" teriak jail dari Mey sekarang yang membuat suasana di halaman belakang Wardhana semakin riuh.

***

Sekarang nampaknya halaman itu tak seriuh dulu ketika disaat kami masih bersama-sama. Hilang seiring dengan perpisahan ku dengan Adit yang membuat orang-orang disekitar ku tak mempercayainya. Tapi inilah kehidupan selalu berputar yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri ketika putaran itu terhenti ditempat yang tak diinginkan.

"Kak tolong lempar bolanya dooong" tiba-tiba saja seorang anak kecil berteriak ke arahku ternyata bola basket itu terhenti tepat diujung kaki ku. Lamunan akan masa lalu yang juga dipecahkan oleh seorang anak kecil yang bernomor punggung 8. "Ini tangkap yaaaa" aku melemparnya. Kemudian aku berlalu sambil tersenyum tanda sudah membiarkan kebahagiaan itu terbang menuju tempatnya.

Tuesday, 12 February 2013

The Launch of MALIQ & D'ESSENTIALS New Album


SETAPAK SRIWEDARI CONCERT

Selamat datang SRIWEDARI..

Tanggal 10 february 2013 kemarin adalah tepat dimana album ke 5 Maliq & D'Essentials resmi diluncurkan. Bertempat di Gandaria City band yang terdiri dari Angga, Indah, Jawa, Lale, widi dan Ilman membuat acara yang bertajuk "SETAPAK SRIWEDARI CONCERT" ini mulai dibuka  jam 4 sore karena acaranya free alias gretongan penonoton yang datang pun membludak. Gue yang dateng kesana sama adek gue tiba disana sekitar jam setengah 5an pun sempet belum bisa masuk entah karena apa. Akhirnya lumayan lama berdiri pintu dibuka juga jam 5an lewat gitu deh.. Daannn yaak semuanya yang udah tertahan dipintu masuk pun langsung menyerbu dan mencari posisi yang pewe.

Disana sebenarnya janjian sama ka rida, ka randy tapi karena mereka dateng dari siang jadi udah masuk dari sebelum kita. Akhirnya cuma ketemu sama ka vidya aja deh. Next time kita liatnya barengan yauwww kaka-kaka :)

Tengok kanan kiri berharap ada yang bisa diliat, eh rezeki nengok sebelah kiri ada captain kido yang nanti bakal perfom bareng sama twentyfirst night.

Posisi udah enak samping blower jadi gak kepanasan.. walaupun dapet kipas juga sii lucuk kipasnya nih...


Kipas SRIWEDARI

Jadi acara dimulai kira2 menuju jam 6an gitu deh, acara ini dipandu sama Pandji Pragiwaksono siapa yang gak kenal pandji? doi menghibur banget deh jadi gak kerasa nunggu acara yang gak di mulai-mulai. Pipi pegel dibuat ketawa mulu sama pandji pokoknya..


Pandji Pragiwaksono

Penampilan pertama dibuka oleh Twentyfirst Night, kali ini mereka tampil beda Aryo yang biasanya main drum sore itu alih profesi jadi main gitar dan drum diisi sama Rafi The Beat dan yang paling spesial adalah hadirnya kido diposisi keyboard. Kangen juga sama kaka yang satu itu senyumnya itu lohhh... Kyaaaaaaaaa!!






Twentyfirst Night

Lagu pembuka dari Twentyfisrt Night gue gak tau apa judulnya..hahaha tapi itu keren banget dimas sang vokalis bisa membangkitkan semangat kita buat seru-seruan bareng. Jujur gue suka banget tiap arensemen dari lagu yang dibawain sama mereka. Apalagi lagu Fix You dari coldplay di medley gitu sama lagu mereka yang judulnya Terbaik Untukmu.. ituu rasanya pas banget suasana menjelang senja ditemani angin yang bergerak mendinginkan tubuh.. *halaah*. kurang lebih mereka bawain lagu tenang, mimpi kita, tergila dan masih ada beberapa lagi kayaknya.. *lupa* . Tapi kurang banyak twentyfirst night bawain lagunya *bikin acara sendiri aja* penampilan mereka ditutup dengan lagu pamungkas Selamanya Indonesia.

Nahh setelah performance dari Twentyfisrt Night penampilan yang ditunggu-tunggu siapa lagi kalau bukan Maliq & D'Essentials. Tapi dikarenakan belum siap jadi sang mc Pandji kembali mengibur kami semua gak berenti dibuat ketawa kita semua penonton ada aja yang kena bahan becandaan sama dia. Sampai akhirnya penonton minta pandji buat stand up comedy doi cuma senyum-senyum dan semuanya kandas ketika tanda bahwa Maliq udah siap buat tampil. Next yaa kita liat pandji stand up comedy \'0'/

"The one and Only This is Maliq & D'Essentials..." seketika semua penonton teriak sehabis pandji ngomong begitu.. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKK!!


Billy Beatbox

Yang pertama muncul adalah si hitam manis ini.. aaaak gue ngepens bangetss pokoknya sama yang satu ini.. Keren banget Billy ngebeatbox membuka Setapak Sriwedari Concert dengan gayanya yaangg bikin aaaakkkkkkk!! Billy ikutan featuring sama Maliq & D'essentials..



Marching Band Madah Bahana

Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia menjadi pembuka sebelum munculnya satu persatu personel Maliq. Salut buat mereka anak muda Indonesia berbakat dan pastinya kebanggaan tersendiri bisa berkolaborasi sama Maliq & D'Essentials \'0'/

Satu persatu personel Maliq mulai memunculkan diri dibarengi sama teriakan semua penonton di piazza gandaria city malam itu.. Widi muncul pertama kali disusul dengan semuanya yang mulai mengambil posisinya masing-masing..



Semua langsung heboh karena yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul... Lagu pertama dari Maliq & D'Essentials yaitu Sing! Make it Last Forever lagu dari album terbaru yang berjudul Sriwedari.



Maliq & D'Essentials










Lo nyesel gak dateng ke acara ini udah gratis acaranya bener-bener prepare banget konsepnya, aransemen musiknya, pengisi acaranya nihh yang gue tunggu-tunggu bakal featuring sama Maliq juga malam ini adalah David Naif...
Di lagu menari david muncul.. sontak semua penonton menjerit kegirangan entah mungkin mereka keinjek-keinjek ramee bangetsssss! sayang juga si cuma dua lagu padahal lagi seru-serunya, terakhir lagu mobil balap dari naif yang dibawain. Mau denger lagu mobil balap versi musiknya Maliq? beuhhh cuma di Setapak Sriwedari Concert lo bisa tahu.. *digeplak*




Maliq & D'Essentials feat David Naif




Wuaaaah masih belum puas Maliq terus lanjut ke lagu-lagu berikutnya.. Lagu ada dari album-album yang sebelumnya. kaya Dia, coba katakan, berlari dan tenggelam, penasaran, heaven, dan muasihh banyak lagiii.. Oh iyaa mau denger lagu untitled versi gak galau? cuma disini juga lo bisa dengerin. Mereka juga nyanyiin di album terbaru salah satunya Drama Romantika yang emang udah ditunggu-tunggu buat dinyanyiin bareng. Karena ini lagunya berbeda banget bernuansa dangdut baru intro yang keluar semuanya udah heboh joget dan teriak... !!




Penampilan mereka ditutup dengan lagu pilihan ku. Semua langsung loncat-loncat bareng gak ada yang jaim gak bergerak. Penontonnya seru banget semuanya beda dari musik, penampilan, kostum, ada gerakan baru juga, sorot lampunya, aaahhh sempurna banget pokoknya malam itu. Memang selayaknya konser yang gak akan pernah terlupakan. Semua orang yang dateng jadi saksi bahwa Maliq selalu menampilkan dan menghadirkan konsep yang berbeda disetiap albumnya. Pokoknya yang gak dateng ke Setapak Sriwedari Concert nyesel! 
Dari sini perjalanan SRIWEDARI dimulai...

Ohh iyaa yang mau liat foto-foto lain bisa liat disini lohh... hehehee

Sekian kisah yang saya bawa sehabis melihat Setapak Sriwedari Concert di hari minggu kemarin. 
Selamat membaca :))


Qiqi
Xx