Monday 23 May 2016

Happy Mind, Happy Life


Beberapa minggu belakangan ini saya merasa cukup harus membuang nafas "agak dalam" bukan karena capek atau gimana tapi kayaknya saya merasa banyak hal-hal yang terjadi dan membuat saya bertanya-tanya "kok kayaknya gini" , "kok kayaknya gitu?" , "harusnya nggak gini nih".

Belum lagi perasaan campur aduk saya setelah menolak salah satu pekerjaan di kantor yang mana salah satu mimpi saya sejak di bangku SMA. Sampai hari itu saya masih terus bertanya "Apakah itu keputusan yang sudah tepat?". Kemudian ada satu momen dimana di kantor saya diberi tugas untuk melakukan apa yang saya tidak suka *karena saya merasa saya tidak mampu* tapi itu harus saya lakukan dan akhirnya membuat saya dumel dalam hati "Aah coba waktu itu terima kerjaan itu mungkin nggak akan kaya gini" , "Duh males banget sih", "Tau gitu gue ga masuk" dan pikiran-pikiran negatif lainnya.

Betapa negatifnya pikiran saya. Baru kali itu saya merasa senegatif itu dengan pikiran-pikiran saya karena memang terlalu banyak hal yang sepertinya saya ragukan dan takutkan.

Sampai-sampai di suatu pagi saya membaca lagi buku yang diberikan sebagai hadiah oleh salah satu teman baik yang sudah saya anggap seperti kakak sendiri berjudul "Crayon untuk pelangi sabarmu"

(Cerita hadiah buku ini bisa baca di sini & di sini )

Pagi itu entah kenapa saya ingin membacanya sambil menunggu waktu berangkat ke kantor dan memang ternyata ada halaman yang juga belum selesai saya baca. Lalu kebetulan atau tidak halaman yang belum saya baca adalah halaman yang membahas tentang impian-impian manusia yang sedang diragukan, tentang anggapan orang yang terkadang melelahkan untuk didengar dan hal-hal lain yang sepertinya sedang saya tanyakan dan saya mencoba untuk menemukan jawabannya.

Dari semua pembahasan itu kuncinya adalah : Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

Akhir-akhir ini memang saya sedang merasa dilema dengan keputusan-keputusan apa yang saya harus ambil untuk kehidupan saya kedepannya terlebih untuk karir dan mimpi-mimpi yang sedang saya coba bangun ini. Sangat manusiawi jika saya sebagai manusia memiliki ketakutan tersendiri untuk tidak berhasil, untuk gagal, untuk kecewa, untuk sedih, bahkan untuk tidak percaya dengan diri saya sendiri. Namun semakin saya merasa seperti itu semakin pula saya tidak percaya jika Allah telah menjamin dan mengatur apapun yang terjadi di dalam hidup ini dengan sebaik-baiknya.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui"
 - Al-Baqarah (216)

Mungkin membaca buku pagi itu adalah salah satu petunjuk yang Allah kasih agar saya sebenarnya tidak perlu takut karena Allah lah yang akan menjamin semuanya. Saya hanya bisa berusaha sebaik-baik yang saya bisa kemudian menyerahkan segala hasil kepadaNYA. 


Perlahan-lahan saya coba untuk benahi diri saya kembali mencoba mengumpulkan kembali kepingan-kepingan pikiran positif yang sebelumnya sempat hilang dan yang terpenting adalah semakin dekat dengan Sang Maha Pemilik kehidupan ini.

Allah tidak pernah tidur dan akan selalu ada untuk setiap hambanya yang berusaha dan meminta kepadaNYA. Saat kita berusaha untuk mendekat kepadaNya maka Allah akan mendatangi kita lebih cepat lagi. Maka disaat itu pula saya mencoba untuk selalu berhusnudozn dan yakin jika Allah mendengar apapun yang saya katakan, doa-doa kecil saya saat diperjalanan menuju kantor, doa-doa saya sehabis shalat, atau mungkin ucapan-ucapan saya yang terkadang random saat memiliki keinginan untuk bisa punya media online sendiri nanti, bisnis saya bisa berkembang dan bisa punya toko bahkan kantor sendiri, dan ucapan-ucapan baik lainnya yang bisa menjelma menjadi sebuah doa yang entah mana yang akan Allah kabulkan. 

Ternyata benar apa yang menjadi keraguan saya dijawabnya satu-persatu. Saat saya berani untuk menjalankan tugas di kantor yang sebenarnya saya ragu tidak bisa dan takut untuk melakukannya ternyata saya pun akhirnya pasrah dengan apapun hasilnya namun tetap akan saya coba dengan sebaik-baiknya. Lihat yang terjadi adalah jika ternyata saya bisa melakukannya dan tidak seburuk yang saya bayangkan.

Kemudian saat dimana saya awalnya ragu untuk menulis tentang hal-hal yang berbau dengan kecantikan karena saya memang tidak terlalu expert mengenai itu akhirnya saya mencoba menulisnya dan membuat menu sendiri "Beauty Pop". Selang beberapa hari ada salah satu media online wanita yang menawarkan saya untuk menjadi Content Writer di website tersebut dan membahas seputar Beauty & Style karena tertarik dengan yang saya tulis di blog.

Saat semua kesempatan dan peluang-peluang lain yang ternyata juga bisa mampir dan saya kerjakan dan awalnya semua itu saya ragukan. Semua rezeki setiap hamba sudah dijamin dan diatur tinggal bagaimana kita sebagai manusia mau berusaha untuk menjemputnya.

Untuk semua keputusan yang telah saya ambil dan putuskan biarlah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Semua punya jalan dan takdirnya masing-masing yang perlu saya fokuskan adalah mensyukuri apa yang saya miliki sekarang, menjaga dan melakukan dengan sebaik-baiknya. Semuanya tercukupi dan memang sudah sesuai dengan porsinya untuk saya, tidak kurang tidak lebih. Begitu dengan sangat baik dan cantiknya Allah mendesain semua perjalanan hidup saya termasuk dengan segala lika-likunya. 


Berprasangka Baik, Optimis, Berpikir Positif, Percaya, Berusaha, dan Do'a


Kira-kira apa lagi yang bisa menumbuhkan aura positif dan bahagia versi kamu?

11 comments:

  1. Suka banget sama tulisan kamu yang ini Qi,,aku juga merasakan yg bisa dibilang "krisis kehidupan"..mau percaya jalan Tuhan lebih baik kadang susahh..nemu tulisan kamu ini aku agak tersadar juga,,diingatkan untuk kembali berserah kepada Yang Maha Kuasa :')..thanks for sharing Qi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasii monaaa :) gegara kamu komen aku jadi baca lagi..hihiii semangaat yaaa :))

      Delete
  2. Quarter life crisis, Mbak, I've been there ... dan nampaknya masih mengalaminya. Kegalauan tentang masa depan memang lebih memusingkan daripada putus sama pacar ya. Hehehe.. Tetap semangat~ Everything will be alright in the end

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betulll sekalii..hehehe Tetap semangat juga mba Windaaa :))

      Delete
  3. Qanaah menurut saya hal yang juga dapat menumbuhkan aura positif dan bahagia. Merasa cukup dengan apa yang ada sehingga akan selalu hadir rasa syukur. Qanaah akan membuat hidup kita tenang dan tentu saja bahagia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali ya Qanaah itu sangat penting sekali, rasa syukur memang kunci agar hidup selalu bahagia, insyaAllah :))

      Delete
  4. semangat
    buat aku hidup itu yaaaa kudu dijalani
    dan bahagia itu kita yang nentuin :*
    bismilla Gusti Allah mboten sare...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaah setujuu sekalii, bahagia kita yang menentukan.. semangat juga mba rizaa :))

      Delete
  5. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Duh kata-katanya ;’) Tulisan ini nampar banget. Aku juga akhir-akhir ini sering dirundung ragu. Makasih sharingnya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaah mba Muthi, sama-sama ya tetap semangatt!! :)))

      Delete