Friday 27 October 2017

Lebih Dekat dengan orangutan di Tanjung Puting

photo credit: Pesona Indo
Kalimantan menawarkan banyak tempat wisata yang menarik dengan menonjolkan wisata alamnya. Kini berwisata ke Kalimantan semakin mudah, karena banyak maskapai seperti Trigana Air menambahkan rute penerbangannya ke kota-kota di Kalimantan. Seperti yang kita tahu, sebagian besar wilayah Pulau Kalimantan merupakan hutan hujan tropis dan banyak kawasan hutan di Kalimantan dijadikan kawasan cagar alam. Salah satu taman nasional yang banyak dikunjungi wisatawan terutama wisatawan asing adalah Taman Nasional Tanjung Puting.


Cagar alam sejak jaman Hindia Belanda
photo credit: Life Is An Absurd Journey
Pada awalnya, Taman Nasional Tanjung Puting merupakan suaka margasatwa yang ditetapkan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937.  Suaka margasatwa ini memang sejak awal dikhususkan untuk perlindungan orangutan dan bekantan. Kemudian, pada saat pemerintahan Indonesia di tahun 70-an, kawasan ini ditata ulang luas batasnya serta diganti namanya menjadi Suaka Margasatwa Tanjung Puting. Baru pada tahun 1996 kawasan ini diubah fungsinya dan ditunjuk sebagai taman nasional.

Zona Kawasan Taman Nasional
photo credit: Capture Indonesia
Taman Nasional Tanjung Puting terletak di provinsi Kalimantan Tengah. Lokasinya berada di dua kabupaten, yakni Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan. Untuk mencapai taman nasional ini tidaklah sulit. Ada maskapai Trigana Air yang menuju Bandara Iskandar Pangkalan Bun, dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Kumai. Kamu bisa memilih beberapa alternatif kendaraan seperti taksi, ojek motor, atau angkot. Juga ada Kapal Pelni sebagai pilihan kendaraan yang langsung menuju pelabuhan Kumai.

Luas wilayah taman nasional ini mencapai 415.000 hektar yang dibagi menjadi tiga kawasan yang meliputi kawasan suaka margasatwa, hutan produksi, dan kawasan perairan. Secara pengelolaan, Taman Nasional Tanjung Puting terbagi menjadi empat zona. Empat zona ini terdiri dari zona inti, zona rimba yang berupa daratan dan perairan, zona pemanfaatan, serta zona rehabilitasi.

Ekosistem, vegetasi dan flora, serta fauna
photo credit: yukpiknik
Terdapat beberapa tipe ekosistem yang bisa kamu temukan di Taman Nasional Tanjung Puting, antara lain hutan tropika dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa gambut, hutan bakau dan hutan rawa air tawar. Keanekaragaman inilah yang menjadi daya tarik Taman Nasional Tanjung Puting di mata wisatawan dan peneliti. Karena memiliki beragam tipe ekosistem, maka vegetasi dan flora yang tumbuh juga kaya ragam, mulai tumbuhan epifit dan paku-pakuan, tumbuhan belukar, hingga jenis tumbuhan berkayu besar.

Jenis fauna yang paling populer dan menjadi tujuan utama para wisatawan mengunjungi kawasan ini tentu saja orangutan. Namun, di samping itu masih banyak jenis fauna yang tinggal di taman nasional ini, seperti bekantan, beruang madu, berbagai jenis burung serta reptil.

Menjelajah kawasan taman nasional
photo credit: vacationspotindonesia
Untuk menyusuri Taman Nasional Tanjung Puting, kamu harus menggunakan kapal kecil yang oleh masyarakat Kalimantan disebut kelotok. Segala kegiatan termasuk mandi dan makan dilakukan di atas kapal tersebut selama wisata berlangsung. Tapi, kamu tak perlu khawatir karena kelotok yang disewakan ini sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti kasur, meja makan, bahkan toilet. Bagi wisatawan yang sedang liburan disini namun tidak berniat untuk menginap, bisa menyewa speedboat dari Kumai untuk berangkat dan pulang pada hari yang sama.

Berbagai kegiatan bisa kamu lakukan di taman nasional ini. Dengan ditemani guide, kamu bisa tracking ke hutan. Jika kamu ingin memberi makan orangutan dan berada lebih dekat dengan mereka, terdapat tiga camp yang bisa kamu kunjungi, yaitu Camp Tanjung Harapan, Pondok Tinggi, dan Camp Lakey. Di ketiga camp ini sejumlah orangutan dilindungi, dan diteliti, serta banyak orangutan yang telah diselamatkan dari kebakaran hutan. Para orangutan yang telah diselamatkan ini disembuhkan di area rehabilitasi.

No comments:

Post a Comment