Monday 21 October 2013

Dimulainya Hari Ini

Jika telepon genggam ku bisa bertindak sendiri mungkin ia sudah lancang mengirimkan semua pesan yang tersimpan di draft. Tapi disini manusia masih mempunyai peran untuk mengendalikan apa yang ingin ia kirimkan walaupun berbeda dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Sudah hampir habis hari ini namun tak juga namanya tertera di kotak masuk ponselku. Biarlah mungkin memang ini yang menjadi pilihannya hanya saja aku tak habis pikir kenapa sikapnya bisa seperti itu.

Mataku mulai meminta untuk dipejamkan dan ingin menikmati keheningan malam sampai tiba esok matahari masuk dari jendela kamarku yang terbuka. Aku tinggalkan semua yang nampaknya berjalan tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan. Entahlah apa yang akan terjadi esok biarkan semuanya menjadi rahasia yang tak pernah ku ketahui. Abin menjadi suatu rahasia yang sampai saat ini tak ku ketahui mengapa ia menjadi seperti itu.
***

Almost, almost is never enough
So close to being in love
If i would have known that you wanted me
The way i wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other arms

"Haloo kenapa ga?"
"Ven gue di depan"
"Hah?" aku yang sedang memakai dasi segera berlari menuju jendela kamar yang langsung tertuju ke arah pintu gerbang rumah.
"Gue tunggu di bawah" kemudian panggilan teleponnya terputus.
Aku keluar dari kamar untuk menemui Angga. 
"Raveeeeen hati-hati kalau turun dari tangga jangan buru-buru" ucap ayah yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Bentar yah ada temen aku di bawah" jawabku sambil menuruni tangga.

Sesampainya di pintu depan tenyata pintu masih terkunci "Buuuu kuncinya manaaa?".
"Apa siih raven dari tadi grasak-grusuk terus teriak-teriak.." ibu menghampiri dan memberikan kunci.

Aku menuju pagar dan membukakan gembok yang masih terkunci untuk Angga "Kok lo gak bilang gue dulu sih kalau mau jemput ke rumah".
"Emang kenapa? kan kalau gue mau sekolah pasti ngelewatin komplek rumah lo dulu jadi sekalian".
"Iya tapi kepagian mas, yaudah motor lo masukin terus sarapan dulu deh yuk di dalem".
"Ehh gak apa-apa nih ikut sarapan?".
"Iya udah buruan masukin.. gue ke dalem dulu yah mau siap-siap lo langsung masuk aja pokoknya" ku tinggalkan Angga yang masih harus memasukkan motornya ke dalam rumah".

"Assalammualaikum".
"Walaikumsalam... ehh Angga sini masuk".
"Iya tante".

"Ven udah siap belum?" teriak ibu dari bawah.
"Iya buuu bentar lagi" saut Raven.

Suara langkah kaki menuruni anak tangga terdengar dan mulai menunjukkan siapa yang turun dari atas. Seorang perempuan berpakaian seragam dengan rambut sebelah kiri disematkan ke telinga dan rambut sebelah kananya dibiarkan terurai. Indahnya pagi mungkin kalah indah dari cantiknya Raven pagi ini.

"Ga siniii kita sarapan" Raven memanggil Angga yang ada di ruang tengah untuk pindah ke ruang makan.
"Ehh ternyata masih pagi udah ada tamu, ayam juga kalah cepet nih kayaknya" ujar ayah.
"Apaan si yah emangnya ayam pagi-pagi bertamu? Oh iya kenalin ini Angga temen sekelas Raven".
"Ohh Angga.. Nak Angga ini tau betul ya caranya biar rezeki gak di patok sama orang jadi datengnya pagi-pagi".
Ibu memotong pembicaraan sambil menaruh piring di meja makan "Sudah..sudaah ayah jangan di dengerin dia suka gitu.. jayus orangnya"
"Bu jayus itu bukannya nama pejabat yang tersandung kasus korupsi itu?".
"Itu Gayus om" saut Angga.
"Loh.. kamu bisa ngomong juga ternyata. saya kira gak bisa abis dari tadi cuma senyum-senyum aja" kami semua tertawa.
"Angga malu-malu yah biasa baru ketemu pertama kali sama ayah".

Sarapan pagi kali ini cukup menyenangkan. Ayah seperti bertemu dengan anak laki-lakinya. Sudah hampir satu tahun kami sarapan hanya bertiga karena kakak tertua ku mendapatkan tugas bekerja di daerah. Ayah sangat suka bercanda dengan Angga yang sesekali mengajaknya bermain plesetan nama-nama tertentu.

"Hati-hati ya nak Angga bawa motornya jangan ngebut. Inget kamu bawa putri kesayangan om".
"Iya om beres".

Kami bersalaman dengan Ayah dan ibu "Bu..yah kita pergi dulu yah".
"Iya hati-hati" ucap ibu.

"Ga makasih ya udah bikin bokap kayaknya kangennya terobati sama anak cowonya gara-gara ada lo di meja makan kita pagi ini".
"Iya sama-sama besok-besok gue numpang sarapannya di rumah lo aja ya berarti".
"Yee numpang idup sama gue dong lo..".
Angga tertawa terbahak "Udaaah buru pegangan ntar kita malah kesiangan lagi".

***

Beberapa siswa terlihat mulai terus melirik jam dinding ataupun jam tangan yang sedang dipakainya ketika bel pertanda istirahat akan segera berbunyi. Konsentrasi untuk belajar seakan sudah terbagi dua dengan segarnya es jeruk dan semangkok bakso di kantin. Aku masih terus tersenyum melihat Raven hari ini, alangkah semesta menciptakan pagi yang begitu indah. Secangkir hangatnya kebersamaan dengan keluarga Raven dan gurihnya ucapan terima kasih dari Raven pagi tadi. 

"Ga traktir gue bakso dong di kantin" tiba-tiba saja celetukan Rina mengalihkan pikiranku tentang Raven untuk sesaat.
"Yee lo pikir gue bapak lo".
"Ihh jahat banget giliran Raven di traktir..".
"Yailaaah Rina bandingin sama Raven ya jelaslah.. Raven minta Angga beliin bakso sama gerobak-gerobaknya juga di beliin" saut Odi.
"Yaudah ven lo minta Angga dong beliin bakso sama gerobaknya kan nanti gue bisa nebeng makan tuh".
"Rin..rin lo mah emang tetep aja maunya yang gratisan sama kaya gue" jawab Odi sambil mengambil sepatu diatas pintu yang disangkut oleh Irfan.

"Apaan si kalian ini.. yang adil tuh beli pake uang sendiri-sendiri buat jajan sendiri juga".
"Nah setuju deh sama Meylin.. yuk aahh kita ke kantin" Raven menggandeng Meylin menuju kantin.
"Ehh tungguin gue" Rina menyusul Raven dan Meylin.

"Sob lo gak ke kantin?".
"Enggak ahh kenyang nanti aja isirahat kedua".
"Yaudah gue ke kantin dulu lah sob.. laper".
"Eh di bentar deh, menurut lo Raven tau gak si kalau gue punya sesuatu yang khusus buat dia?".
"Khusus? tempat bimbel?".
"Yeee gerobak ketoprak itu kursus".
"Kursus banget si badannya si Meylin".
"Itu kurus broooh.. ettt.. wah lo ngeledekin Mey, gue aduin lo ntar".
"Yaelah sob serius amat pantes ga di pekain".
"Maksud lo?".
"Tau ahh.. kebanyakan nanya lo. Pelan-pelan mangkanya santai liat kanan-kiri jangan lupa".
"Sok tauuuu looo".
Odi kemudian berlalu meninggalkan ku dalam kelas dengan jempol terbalik dibelakang badannya "Buseet bener-bener tuh anak".

***

"Lo nungguin siapa ven?" tanya Angga.
"Gue nunggu di jemput ayah" jawabku terbata-bata.
"Gak bareng sama gue aja nih?".
"Enggak gak usah udah janji soalnya sekalian mau makan siang bareng gitu deh katanya ayah".
"Oh yaudah gue duluan ya ven".
Sementara itu tiba-tiba Odi menghadang motor Angga "Ga nebeng dong..".
"Ogaah balik sendiri lo..".
Tanpa banyak kata Odi langsung saja menaiki motor Angga "Yuk jalan".
Aku hanya tersenyum melihat tingkah kedua anak itu dan akhirnya Angga pulang bersama Odi.

Sebenarnya ayah tak menjemputku dan juga tak ada janji makan siang hari ini. Bukan aku tidak jujur kepada Angga hanya saja tiba-tiba ketika ia bertanya tadi jawaban itu yang terlontar dari mulutku. Aku masih menunggu Abin hanya ingin meingatkan kalau saja ia lupa tentang ajakan ku kemarin. Namun nampaknya anak-anak kelasnya sudah hampir semua keluar dari gerbang sekolah namun aku masih juga tak melihat tanda kemunculan Abin. Selagi istirahat pun aku memang tak melihatnya tapi pikirku ia pasti sedang asik membaca komik di samping ruang perpustakaan atau hanya mengobrol di kelas.

Ku lihat Arumi ia teman sekelas Abin, aku akan coba bertanya padanya "Arumi mau tanya dong, Abin udah keluar kelas belum?".
"Abin? Dia kan gak masuk hari ini".
"Gak masuk? kenapa?".
"Gak ada keterangan ven, Indra juga gak dikabarin".
"Oh gitu.. yaudah makasih ya rum".

Bahkan untuk menghadapi hari ini saja ia tak ingin apalagi mengingat ajakan ku kemarin........

Tuesday 8 October 2013

Permulaan

Bel istirahat jam kedua pun berbunyi semua siswa bersiap-siap menuju masjid untuk menjalankan shalat dzuhur berjamaah. Aku, Rina dan Meylin selalu bersamaan menuju masjid namun karena hari ini Meylin sedang datang bulan akhirnya aku hanya berdua saja dengan Rina. Sepanjang perjalanan menuju masjid kami membahas mengenai pelajaran fisika yang baru saja dibahas kelas tadi "Sumpah gue males banget ven masuk kelas lagi rasanya otak gue udah penuh asep nih". Pelajaran fisika memang masih akan berlanjut sehabis istirahat kedua ini selesai. Tiba-tiba saja "Rin lo duluan dong ke masjidnya gue mau ngomong sama Raven sebentar". Tanpa berkata banyak seperti sudah mengerti Rina langsung berjalan lebih cepat dan meninggalkanku bersama Angga.

"Ven pulang sekolah makan gulali yuk?".
"Traktir yaah?".
"Mau banget apa mau aja?" Angga mendekatkan matanya ke arah mataku. Kami pun tertawa sambil berjalan beriringan menuju masjid.

Seusai shalat dzuhur berjamaah aku dan Rina membeli jajanan dikantin sekolah. "Cari ini?" seorang laki-laki menghampiri dan memberikan sebuah permen lolipop dengan rasa anggur. "Abin? ya ampun lo kemana aja?" ku ambil lolipop itu dari tangannya. "Gue masih sekolah disini kok. Duluan ya ven" Abin pun pergi meninggalkan ku yang masih terkaget melihat dirinya yang lama tak ku jumpai di sekolah. "Rin Abin kenapa si? kok dia cuek banget sama gue? tanyaku pada Rina yang masih asik memilih jajanan apa yang akan dibeli untuk menemaninya ketika pelajaran fisika nanti. "Gak tauuuuuu tanya aja sama orangnya yuk ah ke kelas, lo udah bayar belum?". "Bentar-bentar" ku ambil uang dari dalam saku seragam sekolahku.

Sepanjang pelajaran fisika aku masih terus memikirkan sikap Abin yang tak seperti biasanya. Abin memang lelaki yang sangat terlihat cuek namun raut mukanya tadi menunjukkan kalau ada sesuatu yang mengusiknya. "Husssh ven jangan ngelamun lebih lama lagi atau lo bakal di suruh maju buat ngerjain soal di depan" Meylin menyenggol tangan kiri ku.

Setelah melewati waktu yang cukup panjang untuk sebuah pelajaran fisika tadi akhirnya waktu pulang pun tiba.
"Yuk jadi kan?" Angga menghampiri ku yang masih memasukkan buku-buku ke dalam tas.
"Iyaa jadi.. tunggu diparkiran ya ngga".
"Okee gue tunggu dibawah yaa" Angga pun pergi meninggalkan kelas.
"Lo mau kemana ven sama Angga?" tanya Meylin.
"Makan gulali".
"Terus Abin?" sahut Rina cepat.
"Abin? Apa hubungannya Abin sama gulali?" jawabku terheran.
"Ohh gak apa-apa si yaudah gihh yuk ke bawah cuma tinggal kita doang loh di kelas" ucap Rina sambil berjalan duluan ke luar kelas.

***
Hai

Ku dapati sebuah pesan singkat yang ternyata dari Abin. Entahlah aku sangat senang ketika membacanya sudah lama ia tak menghubungiku dan walaupun kami satu sekolah akhir-akhir ini aku jarang melihatnya.

Abin :)

Dengan cepat aku membalasnya lalu ku tinggalkan ponselku diatas kasur kemudian turun ke bawah untuk segera makan malam bersama ayah dan ibu.

Seusai makan malam kembali ku lihat ponsel yang ku tinggalkan dikamar tak ada satupun pesan yang masuk. Abin selalu seperti ini hanya sekali mengirim pesan singkat setelah itu hilang entah kemana. Sebenarnya aku ingin sekali menanyakan kemana ia beberapa hari belakangan ini namun nampaknya situasinya belum memungkinkan.

Akhirnya aku terlelap dengan ponsel yang masih tergenggam ditanganku karena menunggu balasan dari Abin.

***
Cuaca pagi ini sedang tidak bersahabat mendung dan tiupan angin yang membuat badan menjadi tidak enak. Pagi ini aku lihat seorang Abin diantar oleh seorang wanita kira-kira umurnya sebaya dengan ibuku. Biasanya ia hanya diantar oleh supirnya atau berangkat bersama temannya.

"Abin" aku memanggilnya sambil berlari kecil ke arahnya. Ia menoleh namun terus berjalan melanjutkan langkahnya. Aku berjalan cepat menghampirinya "Abin tunggu". Ia menghentikan langkahnya. Nafas ku tak beraturan ketika sampai didekatnya. 
"Kenapa?"
"Lo marah sama gue?"
"Marah?" jawabnya heran.
"Yaa iya marah abis tadi gue manggil lo trus kenapa malah terus jalan aja gitu?" jawabku kesal.

Belum sempat Abin menjawab "Raveeenn" panggil seorang lelaki dari arah belakangku. 
"Gue duluan ya ven" ia berlalu dari hadapan ku.

"Hei yuk ke kelas bareng" Angga menepuk bahu ku dan kemudian menarik tanganku untuk berjalan bersama menuju kelas.

Sikap Abin aneh sekali kali ini aku sangat yakin ada sesuatu yang terjadi pada dirinya.

Aku meletakkan tas di atas meja ku kemudian duduk disamping Rina yang sedang asik duduk di lantai sambil membaca majalah.
"Rin tadi gue ketemu Abin di depan"
"Teruss?"
"Yaa itu masa cuma seperlunya doang gitu ngomongnya"
"Cemburu kali" ucap Rina sambil terus membolak-balikan majalahnya.
"Cemburu kenapa? gue punya salah apa ya sama dia? apa mungkin karena dia lagi ada masalah?"
"Ven inget gak lo kan punya janji buat nemenin dia nonton. Lo ajak aja dia nonton trus kan lo bisa tanya-tanya tuh pas kalian jalan bareng nanti. Udah ahh gue mau ke toilet nitip majalah gue bentar ya" Rina menaruh majalahnya diatas rok ku.

"Duh iya juga ya dulu Abin pernah ngajak nonton tapi karena Angga udah keduluan ngajak gue waktu itu jadinya gak jadi. Apa gue sms dia aja buat ngajak nonton? tapi kan yang semalem aja sms gue gak dibales? Apa pas istirahat aja ya gue samperin dia" tutur ku dalam hati.

"Selamat pagi semua hari ini ibu mau kalian bikin kelompok yang terdiri dari 5 orang dan harus ada cowo sama cewe didalam kelompoknya" ibu Dila telah masuk kedalam kelas.

Kemudian semua siswa sibuk membuat kelompok untuk pelajaran biologi pagi ini.
"Ven gue sama Angga bareng sama lo ya" teriak Odi dari bangku belakang.
"Yaudah pas 5 orang jadinya" sambung Rina.
Akhirnya kelompok kami telah terkumpul 5 orang yang terdiri dari aku, Rina, Meylin, Odi dan juga Angga.

"Jadi ibu mau kalian keluar kelas untuk meneliti daun yang ada dilingkungan sekolah, tuliskan bagian-bagian apa saja yang terdapat pada daun kemudian jangan lupa dicatat datanya. Apa yang kalian amati nanti harus dibuat laporan dan dikumpulkan minggu depan" cukup jelas atau masih ada pertanyaan?.
"Jelas buuuuu" semua siswa menjawab serentak.
"Oke jadi kalian sudah bisa keluar dari kelas dan mulai mengamati" ujar bu Dila.

Masing-masing kelompok mulai berpencar mencari kira-kira pohon apa yang daunnya akan di amati.
"Ehh gak usah jauh-jauh dehh kesana-sana mending ini aja kayaknya juga bisa buat di amati" Meylin menunjuk pohon yang cukup rindang dan letaknya tak jauh dari kelas kami.
"Boleh-boleh nih udah ini aja" Odi mulai duduk dibawah pohon dengan beralas rumput-rumput kecil yang tumbuh di sekitaran pohon tersebut.

"Gue ambil ya beberapa daun nya" Angga mulai memetik beberapa daun sebagai sampel untuk di amati.

***
"Bro..broo lagi pada ngapain lo?" tanya Indra salah satu teman sekelas ku melalui jendela kelas.
"Wessss brooooh ini nih lagi piknik join with us guys" jawab Odi.
"Ahahahaa..bisa aja broo lagi tugas biologi ya? kelas gue udah tuh minggu kemaren."
"Iya nih, lo ga ada guru?"
"Gak tau soalnya belum dateng nih gurunya lumayan deh bisa ngeliat Rina dari sini" goda Indra.

Mendengar percakapan Indra dengan Odi aku terbujuk untuk melihat siapa saja sebenarnya yang berada diluar kelas. Aku menoleh ku lihat ada Raven di sana. Pohon yang daun nya sedang mereka amati memang terletak persisi di depan kelas ku. Entah kenapa setelah melihat ada Angga di tengah-tengah mereka aku menjadi tak selera untuk terus mengamati keluar kelas.

"Bin ke kantor guru dong coba liat bu Deka udah dateng belum kalau gak masuk kan gue mau ke kantin" ujar Indra.
"Ahh males ndra keluar lo aja gih sana" jawabku.
"Ayook buruan lo kan ketua kelas" Indra mendorong badanku berusaha untuk membangkitkan ku dari tempat duduk.
"Iyaa bentar-bentar gue masukin komik gue dulu".

Aku keluar dari kelas dan menuju ruang guru untuk melihat apakah bu Deka ada di ruangan atau tidak. Alangkah tidak menyenangkannya harus melewati sesuatu yang sangat aku hindari.

"Abiiiin" suara perempuan yang tak asing pernah ku dengar memanggilku. Ia berlari mendahului ku kemudian tepat berdiri di depanku "Bin gue mau ngomong bentar".
"Ven gue harus ke ruang guru kalau lo mau ngomong bisa nanti aja istirahat" aku berlalu dari hadapannya.
"Abin gue mau ngajak lo nonton besok sore abis pulang sekolah, kalau lo mau bales sms gue kalau gak mau ya udah terserah".
Aku berhenti mendengar perkataan Raven barusan. Aku hanya menoleh dan untuk beberapa saat menatap wajah Raven kemudian melanjutkan perjalananku menuju ruang guru.


Bersambung....

Sunday 15 September 2013

Indonesian Jass Festival

Hellooooo selamat sore....

Jadi gini ceritanya bulan Juli kemarin di tanggal 30 dan 31 Agustus gue baru aja nonton pertunjukan semacam event jazz gitu yang namanya Indonesian Jass Festival. Bertempat di Istora Senayan event yang baru pertama kali di selanggarakan itu sukses bikin gue penasaran buat datang.

Awal-awal seperti biasa cek line up artist yang bakal perfom di acara itu. Jengg....jengg... pas diliat ternyata banyak banget idola gue main di Indonesian Jass Festival. Lalu dilanjut dengan liat harga tiketnya, yaaa gak terlalu mahal si tapi emang susah kalau punya jiwa gratisan dan kuisan jadinya gue coba buat ikutan kuis disana-sini. Niat gue saat itu kalau gak dapet gratisan baru beli tiket..hahhahaa

Akhirnya di 2 minggu sebelum acara gue mulai sibuk cari siapa aja yang lagi ngadain kuis. Sempet hopeless gitu ternyata ketinggalan banyak kuis tapi semangat gratisan gue gak berhenti disitu. Di sela-sela ke hopeless-an gue ternyata ada angin segar salah satu majalah bernama Provoke sedang mengadakan sebuah kuis segeralah gue merapat, kuisnya simpel aja cuma disuruh jawab pertanyaan gitu di webnya. Yaa dengan niat kuat dan juga keyakinan kalau rezeki gak kemana gue jawab dengan sebisa gue. Satu hari kemudian lagi asik-asiknya main games di handphone tau-tau masuk mention dan disana tertulis gue menangis 1 tiket terusan. Yakkk... ternyata keberuntungan gue masih ada.

Selesai persoalan tiket datang lagi persoalan kedua, sama siapa gue mau datang kesana?. Karena momennya lagi pas banget gue yang lagi libur panjaaaaaang banget jadi sempet terpikir buat datang kesana sendirian. Tapi pergerakan gue gak sampe situ ternyata salah satu koran yang udah gak asing di telinga lo semua bernama Kompas sedang ngadain kuis buat menangin satu tiket yang berlaku buat dua orang. Gue gerak cepet dongg lumayan dapet dua satu lagi bisa gue lelang ke siapa gitu yang mau nemenin gue nonton. Lalu gue dapet kabar kalau ternyata gue menangin kuis itu dan jadilah gue megang tiga tiket buat hari jumat dan satu tiket buat hari sabtu.

Akhirnya hari Jumat pun tiba, hari pertama Indonesian Jass Festival. Pagi-pagi gue ngajak beberapa temen gue buat nemenin tapi dengan berbagai macam alasan gak bisa. Sampai akhirnya tiket itu jatuh ke tangan saudara gue disamping rumah yang kita udah lama banget gak nonton event musik barengan dulu sering banget tapi karena kesibukan masing-masing jadinya rada jarang gitu. Sorean kita berangkat dengan penuh gairah karena udah gak sabar buat happy-happy disana. Lo bisa bayangin gue udah lumayan juga gak begini liat musik dan foto. Kangen banget!.

Ada cerita sedikit dan cukup menyenangkan. Jadi ceritanya sehari sebelumnya gue hubungin contact person yang ditulis di email dari kompas buat nanya pengambilan tiket. Sempet sms-an dan sampai akhirnya ketemu di depan tempat jual tiket, gue ketemu orangnya terus sikut-sikutan sama saudara gue dan intinya kata dia "Lo menang banyak hari ini" hahhahaaa....

Abis nuker tiket kita berdua pun segera masuk, terdengar suara musik yang serasa kayaknya bikin gue antusias banget hari itu. Hari itu gue pengen banget liat Andien dan Monita. Sebelum liat Andien yang masih lumayan cukup lama akhirnya gue memutuskan liat penampilannya Inna Kamarie, ini juara banget menurut gue. Entah roh apa yang masuk kedalam tubuh penyanyi ini semuanya sampe banget ke penonton. Emang beda penyanyi yang nyanyi pake hati kerasa banget sampe hati.. hahahaa *apaaa sii*.

Ini dia beberapa foto yang sempet gue ambil selama di event Indonesian Jass Festival di hari pertama..




Inna Kamarie
Lebih banyak foto lihat disini




Bag Beat
Lebih banyak foto lihat disini




Andien Aisyah
Lebih banyak foto lihat disini






Monita Tahalea
Lebih banyak foto lihat disini

Hari pertama di Indonesian Jass Festival cukup berhasil memuaskan kerinduan gue buat motret dan merasakan atmosfer penonton yang selalu menyenangkan ketika nonton event musik kayak gini. Karena terbentur jam malam pulang kerumah jadinya gue cuma liat sampe Monita di hari pertama. Dari beberapa performance yang gue liat hari itu juaranya Inna Kamarie gue jatuh cinta pada pandangan pertama sama dia.

Lanjut di hari kedua. 
Sempet gundah gulana hari kedua mau dateng apa enggak. Masalahnya tiket di hari sabtu cuma ada satu cari temen barengan dari rumah juga udah gak memungkinkan. Liat tiket nganggur gitu aja rasanya gak tega banget kalau gak kepake. Akhirnya gue pun memutuskan buat dateng lagi di hari sabtu sendirian. 

Hari kedua gue berangkat agak lebih cepet soalnya mau ngejar liat penampilannya soulvibe yang menurut jadwal si jam setengah 5. Gue sampe disana jam 5an sampe sana langsung lari ke stage dimana mereka perfom yaaaa lumayan menikmati beberapa lagu dari soulvibe.

Abis itu lanjut beralih ke stage lain yaitu gue menuju indosat stage dan liat penampilan dari penyanyi cantik favorit gue banget, Radhini. Setelah dari lama banget pengen liat akhirnya hari itu kesampean juga. Suaranya enak banget kaya kalau lagi makan soto mie anget-anget pas ujan. Walaupun hari itu gue sendirian untungnya ada kamera tercinta yang nemenin gue jadinya gak keliatan gak ada kerjaan banget sih..hahahaa.

Selesai Radhini gue jalan-jalan sendiran liat-liat sambil nunggu penampilannya The Groove. Disini juga gue pertama kalinya liat The Groove secara live dan emang musik mereka disukai banyak kalangan keliatan dari yang tua sampe yang muda jadi satu bareng-bareng nyanyi saat itu. Gue juga sebenernya ngincer banget penampilannya Sketsa tapi karena bentrok jam nya sama BLP akhirnya gue gak beruntung kali ini buat liat mereka. 

Oh iya sedikit cerita jadi ceritanya gue mau masuk ke indoor stage, karena bentar lagi penampilannya BLP akhirnya gue masuk dan gak tau gimana karena gue yang lagi sibuk main hape. Tiba-tiba gue nyasar dan malah sampe di pintu keluar yang nembus ke stage didepan. Gue tersadar kalau gue ternyata kelewatan pintu masuknya males balik lagi gue akhirnya memilih untuk keluar sambil liat-liat dan muter lagi lewat pintu pertama yang gue masukin. Dari kejauhan terlihat sosok yang gak asing sedang membawa popcorn dan sebuah minuman. Gue pun berjalan dan gak lama semakin jelas keliatan sosok orang itu. Ternyata sosok itu adalah kabay a.k.a Bayu Risa. Gak nyangka dia masih ngenalin muka gue yang hari itu udah kumel banget karena kegerahan. Terjadi lumayan banyak percakapan gue sama kabay yaaaah setidaknya seneng walaupun sendiri tapi dapet cipika cipiki sama kabay.. :p

Sempet jalan berbarengan masuk ke stage yang ternyata kita sama-sama mau liat BLP tapi karena doi di panggil temennya jadi misah deh. Akhirnya gue pun sampe ke stage tanpa nyasar lagi. Rame banget penontonnya. BLP keren dan selalu keren malahan, hari sabtu semua artis yang perfom keren-keren banget jadi gak nyesel akhirnya dateng. Lagi dan lagi karena terbentrok jadwal pulang malam gue pun hanya melihat sampai penampilan dari BLP. Sebenernya pengen liat Maliq & D'essentials tapi mereka malem banget jadi next time aja.

Ini beberapa foto yang gue ambil di hari kedua Indonesian Jass Festival.





Soulvibe




Radhini Aprilya
Lebih banyak foto lihat disini




The Groove
Lebih banyak foto lihat disini




Barry Likumahuwa Project
Lebih banyak foto lihat disini


Itulah sepenggal kisah menyenangkan yang gue bawa dari dua hari gue menghadiri event Indonesian Jass Festival. Acaranya dan pengisi acaranya keren, yang paling gue suka si gak ngaret lama jadi pas waktunya gak bikin bete. Pokoknya selalu menyenangkan bisa motret dan menikmati musik kaya gini. \'0'/

Tuesday 27 August 2013

Endah N Rhesa - Silence Island

  

Welcome to reality
You may have to see
Live in children's fantasy
Dream will set you free

Calling for imagination
Powered by the brain invention
Losing all the saturation
Flying underneath the stars

Animate the tragedy
Freedom of the land
Craving for technology
It never comes to an end

I use to play with my mind
Acting as somebody else
To switch my point of you in many things
I learn how people can survive in Silence Island
And send a message to through the knowledge
To build an empire of the world