Monday 31 March 2014

Surat Untuk Mantan



"Ada senja yang belum usai" begitu kata mu.

Terbaca sebuah kata yang seketika membuat tangan ini menorehkan balasan dalam kertas.
Sebelum lagu ini mencapai menit terakhirnya aku pun tergerak untuk kembali melihat semua yang telah tersusun rapi didalam kotak ini.

Kotak coklat ini bagaikan roll film yang menyimpan adegan demi adegan yang terekam.
Mereka itu saksi.
Saksi dari sebuah cinta yang tak sempat menjadi KITA.

"Aku dan Kamu itu Kita dengan Cinta" aku ingat betul ucapan hangatmu di kala mendung sedang menghampiri kota yang menjadi tempat kelahiran kami berdua.

Ada sebuah mawar merah yang bunganya sudah kering di kotak coklat ini.
Melihatnya aku menjadi ingat sebuah bangku di salah satu taman kota dekat komplek rumah ku.
Ketika waktu menjadi hal yang mahal bagi Kita untuk bertemu, mendatangi taman itu menjadi hal mudah tanpa harus berpikir lagi kemana kita akan menghabiskan waktu.

Aku ingat mawar ini kau bawa setelah dua minggu kau tak mengunjungi ku.
Pekerjaanmu sebagai laki-laki memang harus lebih giat dikarenakan kelak kau harus menjadi kepala keluarga untuk wanita pilihanmu dan juga anak-anak mu nanti.

Sekarang, mawar ini kering.
Harumnya tak seperti dulu saat pertama kali kau memberinya di taman.
Di antara matahari yang telah mulai sedikit demi sedikit pulang ke rumahnya kau memberinya sambil berkata "Jaga mawar ini seperti kau menjaga rasa sampai hari ini".

Untuk seorang laki-laki, Kamu.

Kamu yang dahulu selalu menjadi sisi lain dari Aku.
Kamu yang dahulu selalu menjadi teman penikmat senja bersama ku.
Kamu yang dahulu selalu mendampingi ku di bangku taman itu.
Kamu yang dahulu selalu menjadi Cinta di dalam "Kita" yang terus ku doakan.

Untuk seorang laki-laki, Kamu.

Kamu yang sekarang tak lagi menjadi bagian dari sisi kehidupan ku.
Kamu yang sekarang tak lagi menjadi teman laki-laki penikmat senja ku.
Kamu yang sekarang tak lagi mengunjungi bangku taman itu.
Kamu yang sekarang tak lagi ku sebut dalam doa ku untuk bisa menjadi "Kita".

"Senja yang belum usai silahkan kau selesaikan dengan wanita pilihanmu yang bukan aku, nanti"
- Teman penikmat senjamu, dulu

Akhirnya aku melipat kertas surat ini dan memasukkannya ke dalam amplop merah.



Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara

No comments:

Post a Comment