Teruntuk Tuan A

Sebelum membacanya silahkan putar lagu ini dan mulai membaca di saat detik ke 0.36

-------------------------------

Teruntuk Tuan A

Hai, A...Apa kabarmu?

Ku harap kau baik-baik saja, dalam keadaan sehat dan tak kekurangan apapun saat ini. 

Saat ini tepat pukul 11 malam, udara dingin selepas hujan tadi masih terasa sampai sekarang. Kau tahu apa yang sedang kupikirkan saat ini? Seharian ini aku memikirkan keadaanmu. Entah kenapa seharian ini kau tak juga beranjak pergi dalam kepalaku. Ku harap ini bukan pertanda buruk.

Kau tau apa hal menyedihkan di dunia ini? Bukan karena kau tak bisa menerima perasaan yang kumiliki sampai detik ini, bukan. Bukan juga karena aku tak bisa memilikimu. Kau sudah tau perasaan ku saja aku sudah bahagia, lega dan yang terpenting tak perlu berpura-pura lagi jika suatu hari kita bertemu entah dimana.

Hal yang menyedihkan bagiku adalah saat aku mengkhawatirkanmu, aku tak bisa bertanya bagaimana keadaanmu, aku tak tau kabarmu dan yang paling menyedihkan lagi adalah ketika aku tau kau sedang merindukan seseorang yang hanya bisa kau obati dengan mendoakannya saja dan itu terjadi saat kau sedang tak sehat.

Sampai detik ini perasaan yang kurasa 8 tahun lalu masih sama rasanya. Tak berubah, tak goyah, yang berbeda hanyalah saat ini kau sudah megetahuinya.

Saat ini aku merindukanmu (ada rasa getir di lidah saat mengucapkannya). 

Aku tau aku tak berhak untuk merindukanmu. Ku harap doa-doa yang kupanjatkan selalu di kabulkan oleh-Nya. Kau dan keluarga kecilmu selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan-Nya. Aamiin..

Satu lagi, terima kasih atas kedewasaanmu, A..

-------------------------------------------------------------------------------------

Terima kasih sudah berpartisipasi dalam "Surat Pembaca"

Surat ini dikirim oleh salah satu pembaca setia blog yang tidak ingin disebutkan namanya.